Di desa ini berdiri sebuah bangunan bercorak Buddha yang dianggap suci oleh warga. Bangunan tersebut adalah Candi Jabung tapi dahulu dikenal dengan nama Sugata Prasista. Hal ini dikisahkan dalam sebuah kitab yang Bernama Negarakertagama. Kisah mengenai Candi Jabung dilanjutkan dalam kitab berjudul Pararaton.Â
Dikatakan bahwa Candi Jabung bergelar Bajrajina Paramitapura. Jika ditelaah, nama tersebut diambil dari bahasa Sansekerta, Bajra merujuk pada sebuah sebutan bagi seorang dewa dalam kepercayaan Buddha, Jina dalam kepercayaan Buddha melambangkan tiga dewa, Paramamita berarti ajaran Buddha Mahayana Tantra, sedangkan Pura berarti sebagai bangunan candi.Â
Sederhananya, bangunan ini dimaknai sebagai perwujudan kepada tiga dewa dalam ajaran Buddha. Lalu, seiring berjalan waktu masyarakat menyebut ini Candi Jabung karena candi ini terletak di kawasan yang terdapat banyak Pohon Jabung.
Candi Jabung dipugar pertama kali pada tahun 1983. Pemugaran ini diadakan oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Proyek ini dipimpin oleh Drs. R. Prajoga Kartamihardja serta delapan anggota timnya. Candi Jabung selesai dipugar pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan yaitu Prof. DR. Haryati Soebadio pada 5 November 1987.