Mohon tunggu...
Aldeva Maulana Ezhadin
Aldeva Maulana Ezhadin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Hobi saya ngaji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Diplomasi Amerika Serikat dalam Memperkuat Pengaruh Global di Era Pandemi COVID-19

24 Mei 2024   14:24 Diperbarui: 25 Mei 2024   09:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 merupakan sebuah tantangan besar bagi dunia, tetapi kasus tersebut juga membuka peluang bagi negara-negara untuk memperkuat pengaruh mereka melalui diplomasi kesehatan. Amerika Serikat, sebagai salah satu negara paling berpengaruh di dunia, telah memanfaatkan diplomasi kesehatan secara signifikan untuk memperkuat pengaruh globalnya. Melalui distribusi vaksin, bantuan kesehatan, dukungan keuangan, serta Kerjasama multilateral, Amerika Serikat telah menggunakan diplomasi kesehatan selama pandemi COVID-19 untuk meningkatkan pengaruh globalnya.

Diplomasi Vaksin: Penyebaran "Soft Power" Melalui Distribusi Vaksin

Amerika Serikan mempunyai salah satu cara utama dalam menjalankan diplomasi kesehatan melalui distribusi vaksin COVID-19. Melalui program COVAX, sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk memastikan distribusi vaksin yang adil dan merata, Ameraka Serikat telah menyumbangkan jutaan dosis vaksin ke negara-negara di seluruh dunia. Vaksin PfizerBioNTech dan Moderna, yang dikembangkan dan diproduksi di Amerika Serikat, menjadi tulang punggung dari upaya ini.

Pada tahun 2021, pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan komitmen untuk menyumbangkan 500 juta dosis vaksin Pfizer ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah melalui COVAX. Selain itu, pada Juni 2021, Amerika Serikat berjanji akan menyumbangkan 80 juta dosis vaksin dalam beberapa bulan berikutnya, yang terdiri dari vaksin AstraZeneca, Johnson & Johnson, Moderna, dan Pfizer. Langkah ini tidak hanya membantu negara-negara yang membutuhkan vaksin, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik Amerika Serikat dengan negara-negara penerima.

Distribusi vaksin ini adalah bentuk "soft power" yang efektif, Dimana pemberian bantuan kemanusiaan dapat meningkatkan citra dan pengaruh politik Amerika Serikat di mata dunia. Melalui Tindakan ini, Amerika Serikat menunjukkan solidaritas global dan komitmen untul memerangi pandemi secara kolektif.

Bantuan Kesehatan dan Keuangan: Dukungan yang Melampaui Distribusi Vaksin

Selain distribusi vaksin, Amerika Serikat juga memberikan bantuan kesehatan dan keuangan ke banyak negara. Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah mengalokasikan miliaran dollar untuk bantuan darurat. Bantuan ini termasuk pasokan medis seperti ventilator, peralatan pelindung diri (APD), dan oksigen, serta dukungan teknis untuk system kesehatan di negara-negara yang terdampak parah oleh pandemi. Contohnya, USAID mengirimkan bantuan medis ke India selama gelombang kedua COVID-19 yang menghancurkan pada tahun 2021, termasuk pasokan oksigen dan bahan mentah untuk vaksin.

Dukungan keuangan ini juga mencakup inventasi dalam peneilitian dan pengembangan untuk melawan COVID-19, termasuk varian baru virus. Amerika Seriakt telah berinventasi dalam berbagai proyek penelitian global untuk memahami virus dengan lebih baik dan mengembangkan pengobatan serta vaksin yang lebih baik dan mengembangkan pengobatan seerta vaksin yang lebih efektif. Dengan mendukung upaya global untuk melawan pandemi, Amerika Serikat telah menunjukkan kepemimpinan dalam bidang kesehatan global dan memperkuat posisinya ssebagai pemimpin global dalam krisis kesehatan.

Kemitraan Global dan Multilateral: Memperkuat Aliansi dan Kerjasama Internasional

Amerika Serikat juga berperan aktif dalam kemitraan global dan organisasi multilateral untuk melawan COVID-19. Kembalinya Amerika Serikat ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di awal masa pemerintahan Joe Biden merupakan Langkah signifikan dalam diplomasi kesehatan Amerika Serikat. Sebelumnya, pemerintahan Trump telah menarik Amerika Serikat dari WHO, yang menimbulkan kekhawatiran tentang komitmen negara tersebut terhadap kesehatan global.

Selain bergabung Kembali dengan WHO, Amerika Serikat juga berpartisipasi dalam inisiatif global seperti ACT-Accelerator, sebuah kolaborasi global yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan akses yang adil terhadap tes, pengobatan, dan vaksin COVID-19. Amerikat serikat juga berkontribusi besar dalam pendanaan inisiatif ini, menunjukkan komitmen untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dalam menangani pandemi.

Kolaborasi dengan organisasi internasional dan negara-negara lain tidak hanya membantu dalam menangani pandemi secara efektif, tetapi juga memperkuat aliansi dan kemitraan yang dapat berguna untuk menangani tantangan global di masa depan. Kerjasama ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat mengakui bahwa masalah kesehatan global membutuhkan Solusi global dan bahwa solidaritas internasional adalah kunci untuk mengatasi krisis.

Tantangan dan Kritik: Menghadapi Realitas Kompleksitas Global

Meskipun Amerika Serikat telah memainkan peran penting dalam diplomasi kesehatan selama pandemi, upaya tidak lepas dari kritik dan tantangan. Salah satu kritik utama adalah bahwa distribusi vaksin global oleh negara-negara kaya, termasuk Amerika Serikat, terkadang dianggap lambat dan tidak merata. Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah masih menghadapi tantangan besar dalam mengakses vaksin, yang menyebabkan ketidaksetaraan dalam respons global terhadap pandemi.

Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa bantuan kesehatan digunakan sebagai alat politik untuk mempengaruhi negara-negara penerima. Misalnya, beberapa pengamat mencatat bahwa bantuan vaksin dan medis seringkali diberikan kepada negara-negara yang memiliki hubungan strategis atau ekonomi penting dengan Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang motivasi di balik diplomasi kesehatan ini dan apakah bantuak tersebut benar-benar didasarkan pada kebutuhan kemanusiaan atau pertimbanag geopolitik.

Namun, meskipun ada tantangan dan kritik, upaya Amerika Serikat dalam diplomasi kesehatan selama pandemi tetap memberikan dampak positif yang signifikan. Bantuan yang diberikan tidak hanya membantu dalam penanganan pandemi, tetapi juga memperkuat hubungan internasional dan meningkatkan pengaruh global Amerika Serikat.

 

 

Kesimpulan

Diplomasi kesehatan telah menjadi salah satu alat penting bagi Amerika Serikat untuk memperkuat pengaruh globalnya di era pandemi COVID-19. Melalui distribusi vaksin, bantuan kesehatan dan keuangan, serta Kerjasama dengan organisasi internasional, Amerika Serikat telah menunjukkan kepemimpinan dalam menangani krisis kesehatan global. Meskipun ada tantangan dan kritik, dampak positif dari upaya ini tidak dapat diabaikan. Diplomasi kesehatan tidak hanya membantu dalam penanganan pandemi, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan meningkatkan citra positif Amerika Serikat di mata dunia.

Dengan demikian, peran diplomasi kesehatan Amerika Serikat selama pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan global, tetapi juga pada dinamika politik internasional dan posisi Amerika Serikat di panggung global. Ini adalah bukti bahwa kesehatan global dan kebijakan luar negeri tidak dapat dipisahkan dan bahwa diplomasi kesehatan akan terus menjadi alat penting dalam strategi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun