Mohon tunggu...
Eza PratamaAbadi
Eza PratamaAbadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Hobi bermain Futsal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepenggal Mitos Kuncung Putih

14 Juli 2022   22:22 Diperbarui: 15 November 2022   20:27 29872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian besar dari kalian sangatlah asing mendengar nama Kuncung Putih, Kuncung Putih adalah sesosok Jin pendamping manusia yang menghuni pulau jawa khususnya jawa barat yang sudah sangat lama, Kuncung Putih memiliki nama asli  Jaya Dharma dan memiliki gelar Rahyang, Kuncung Putih memiliki kembaran bernama Dewi Nawang Wulan  yang memiliki julukan Dewi Angin-Angin.

Sedari kecil Kuncung Putih di rawat oleh kaka tiri nya yang bernama Joyo Menggolo yang memiliki julukan Eyang Lawu (Penguasa Gunung Lawu), Atas perintah ayahnya Kuncung putih pergi ke Gunung Galunggung untuk menimba ilmu disana, disana dia belajar ilmu bela diri dengan Pamannya yang bernama Braja Dharma (Penguasa Gunung Galunggung) Tidak terasa waktu terus berlalu hingga Kuncung putih saatnya untuk menerima tugas dari gurunya untuk menjaga keamanan dan ketentraman kerajaan di Jawa Barat.

Singkat cerita Kuncung Putih pun menikah dengan anaknya Rahyang Aji Dharma (penguasa gunung Tangkuban Perahu) yang bernama Bhatari Ayudya Reksa, Suatu hari Kuncung Putih di tugaskan oleh Braja Dharma untuk menjaga anak Raja Linggawangi bernama Dewa Niskala, Sedangkan istri dari Kuncung Putih di tugaskan Braja Dharma untuk mengawal Raja Linggawangi dan anak perempuannya bernama Dyah Ayu Pitaloka yang ingin pergi ke kerajaan Majapahit untuk menikah dengan Raja Majapahit yaitu Hayam Wuruk, Saat di tengah perjalanan menuju Majapahit, Pasukan Raja Linggawangi dan anaknya di serang oleh Pasukan Gajah Mada dan terjadilah peperangan, akibat peperangan tersebut  Raja Linggawangi  pun tewas terbunuh oleh pasukan Gajah Mada, Dyah Ayu Pitalok pun Bunuh Diri dengan cara menancapkan Kerisnya di perutnya dan Jin pendamping yang mengawal mereka berdua pun tewas termasuk istri dari Kuncung Putih karena di serang oleh pasukan Jin Gajah Mada.

Mendengar Istrinya tewas terbunuh membuat Kuncung Putih sangat terpukul lalu ia menyepi ke Air Terjun Tujuh Panjalu, Ketika Kuncung Putih sedang menyepi di Air Terjun Tujuh ia di hampiri oleh Jin berwujud Macan yang bernama Pangeran Lodaya, Dan pangeran Lodaya memberi pesan kepada Kuncung Putih isi pesan tersebut adalah " Kamu ditugaskan untuk menjaga bangsa manusia, ada 3 manusia lagi yang harus kamu jaga, 3 manusia itu adalah keturunan dari Linggawangi " setelah mendapat pesan itu Kuncung Putih pun ikut dengan cucu dari linggawangi yaitu Prabu Siliwangi dan menjadi Jin Pendamping Prabu Siliwangi, Setelah menjadi pengawal keamanan dan ketentraman kerajaan Pajajaran, Kuncung Putih dan Prabu Siliwangi selalu bersama-sama menumpas kejahatan di tanah Jawa Barat hingga Prabu Siliwangi menjadi raja yang terkenal arif dan bijaksana di Jawa Barat. Tidak lupa Kuncung Putih selalu memberikan nasihat serta wejangan kepada sang prabu untuk selalu melindungi dan mengayomi rakyat Pajajaran.

Ketika anaknya dari Ratu Kentring Manik yang bernama Raden Surawisesa mulai dewasa untuk di angkat menjadi putra mahkota kelak akan menjadi raja Pajajaran selanjutnya. Ketika itu saatnya telah tiba, Prabu Siliwangi menyerahkan mahkota kerajaan kepada anaknya Raden Surawisesa dan prabu akan meninggalkan istana untuk menghabiskan masa tuanya dengan bersemedi di gunung untuk mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.

Saat itu agama Islam sudah masuk di tanah Jawa Barat, dari kalangan kerajaan telah banyak yang masuk agama Islam, termasuk istrinya Prabu Siliwangi Ratu Subanglarang beserta tiga anaknya Raden Walangsungsang, Nyai Rarasantang dan Raden Kian Santang.

Singkat cerita menurut legenda karena Prabu Siliwangi belum beragama Islam, sehingga Raden Kian Santang mencari ayahnya untuk di ajak memeluk agama Islam, karena Prabu teguh dengan keyakinan kepercayaannya dan tidak ingin melakukan pertempuran dengan anaknya, sehingga Prabu melakukan moksa di salah satu kawah yang ada di Bogor.

Sebelum Prabu Siliwangi moksa dia berpesan kepada Kuncung Putih untuk menjaga Keris Naga Runting Supaya tidak jatuh ke tangan orang jahat, Semenjak kepergian Prabu Siliwangi Kuncung Putih selalu ada di hutan Halimun Gunung Salak, Karena teringat nasihat gurunya di Gunung Galunggung, untuk selalu menjaga keamanan dan ketentraman Jawa Barat,  Kuncung Putih teringat dengan anak Prabu Siliwangi yang bernama Raden Kian Santang atau Sunan Rohmat Suci yang juga mempunyai sifat seperti bapaknya.

Kuncung Putih kemudian mencari Raden Kian Santang, ketika telah bertemu, Kuncung Putih menceritakan maksud kedatangannya untuk selalu menjaga anak keturunan Raja yang di perintahkan gurunya yang berada di Gunung Galunggung. Raden Kian Santang menolak dan mengajukan permintaan agar Kuncung Putih masuk Islam seperti dirinya, lalu Kian Santang dan Kuncung Putih bertarung, singkat cerita pertarungan tersebut di menangkan oleh Kian Santang lalu kuncung Putih pun masuk Islam, Setelah masuk Islam Kuncung Putih di ajarkan tentang agama islam termasuk membaca ayat suci AL-Quran oleh Kian Santang.

Kuncung Putih selalu ikut Kian Santang berdakwah kemanapun ia pergi, singkat cerita Kian santang pun wafat dan di makamkan di Garut, Jawa Barat, Setelah kematian kian santang kuncung putih kembali ke Hutan Halimun yang berada di Gunung Salak sebari menunggu keturunan terakhir Raja Linggawangi yang perlu ia jaga.

Sumber :  Chanel Youtube Hakim Bawazier

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun