Mohon tunggu...
'eyyasy Kariem
'eyyasy Kariem Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di balik pembunuhan khalifah Utsman bin Affan ra

25 Januari 2011   15:27 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 22488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



  1. Di balik layar

Seorang tokoh Yahudi yang mendengki terhadap Islam dan berpura-pura masuk Islam bernama Abdullah bin Saba' beserta Sabaiyah nya (Sabaisme) sangat memainkan peran timbulnya fitnah di masa-masa akhir kekhilafahan Utsman ra. Provokator-provokator ini berhasil pula memfitnah Utsman ra. dengan fitnah-fitnah keji dan berhasil pula menghasut orang-orang berwatak keras yang belum mantap imannya, minim ilmu, fanatik terhadap suatu pendapat, serta berlebih-lebihan (ekstrem) dalam beragama, yaitu orang-orang khawarij, untuk melakukan makar dan konspirasi kepada seorang sahabat utama ra. yang telah dijamin surga. Hal ini 'didukung' oleh perubahan sosial di masyarakat Islam ketika itu dengan adanya orang-orang yang masuk Islam saat perluasan wilayah, namun tidak seiring dengan pemahaman yang benar tentang Islam itu sendiri kepada mereka.

Berikut beberapa tuduhan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab kepada Utsman ra. berikut bantahannya:



  1. Nepotisme; bahwa Utsman ra. dituduh mengganti tokoh-tokoh sahabat ra. dengan keluarganya yang derajatnya lebih rendah. Bantahan: Rasulullah saw. juga pernah mengangkat Usamah bin Zaid ra. padahal saat itu terdapat sahabat senior ra. seperti Abu Bakar dan Umar ra. Begitu pula Ali ra. pun pernah mengangkat Abbas ra. dan puteranya sebagai gubernur di beberapa tempat. Berkata Ibnu Taimiyah, bahwa Rasulullah saw. sejak dahulu mengangkat Bani Umayyah sebagai pejabat-pejabat penting dalam pemerintahan. Dan berkata Utsman ra.: "Aku tidak mengangkat seorang pun kecuali Rasulullah saw. telah pernah mengangkatnya terlebih dahulu."


  2. Tuduhan bahwa beliau ra. banyak memberi kepada kerabatnya. Bantahan: Justru 'Utsman ra. sedang melaksanakan perintah Allah Swt: "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan..." (Q. S. Al-Isra : 26). Berkata Utsman ra.: "Aku akan mengabarkan pada kalian semua tentang kekhalifahanku. Sesungguhnya kedua pendahuluku bersikap keras pada dirinya dan kerabatnya sendiri, walaupun ikhlas dan mencari ridha Allah Swt., padahal Rasulullah saw. sendiri pun selalu memberikan shadaqah yg banyak pada kerabat-kerabatnya. Adapun aku berada ditengah keluarga yg sangat kekurangan maka aku hamparkan tanganku untuk meringankan beban mereka, karena mereka adalah tanggungjawabku dan jika kalian berpendapat ini salah maka tolaklah." Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: "Kabilah Utsman ra. adalah kabilah yg amat besar, tidak seperti halnya kabilah Abu Bakar ra. dan Umar ra., oleh karenanya kaum kerabatnya membutuhkan lebih banyak bantuan daripada keluarga kedua pendahulunya." Juga terdapat tuduhan dari sisi banyaknya pemberian yang mana hal tersebut adalah dusta.


  3. Tuduhan bahwa beliau ra. mengusir Abu Dzar ra. Bantahan: Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menerangkan: "Sesungguhnya Zaid bertanya kepada Abu Dzar tentang hal tersebut karena banyaknya isu dan penentang Utsman yg mengecam Utsman dan menuduhnya telah membuang Abu Dzar, lalu Abu Dzar menerangkan bahwa ia memilih tempat tersebut karena keinginannya sendiri."

Diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dari Aisyah ra. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Utsman ra.:

"Sesungguhnya Allah akan memakaikan kepadamu baju kebesaran (kekuasaan), di mana apabila orang-orang munafik menginginkan agar engkau menanggalkannya, maka janganlah engkau tanggalkan."

Dari sejarah tentang fitnah dan pembunuhan khalifah Utsman bin Affan ini, akan banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil, di antaranya adalah kewaspadaan yang harus dimiliki oleh setiap insan muslim terhadap apapun yang terjadi, kita tidak boleh terlalu gegabah dalam mensikapi suatu hal yang terjadi, apapun tindakan yang akan kita lakukan harus kita pikirkan dengan baik dan cermat, tidak asal sembrono, karena setiap peluang yang ada dapat dimanfaatkan oleh musuh-musuh kita untuk mencelakakan kita dan din kita. Wallahu a'lam bis showab

Ref:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun