Bahasaan yang memahami bahasa sebagai gabungan dari idiolek-idiolek yang mandiri dan unik tetap harus memperhatikan bahwa anggota-anggota suatu komunitas penutur yang besar, bahkan penurut dialek yang berbeda dari bahasa yang sama, dapat mengerti satu sama lain. Pada dasarnya semua manusia tampak menghasilkan bahasa dengan cara yang sama. Hal ini telah berujung pada pencarian suatu tata bahasa universal, termasuk usaha-usaha untuk mendefinisikan natur/hayat suatu bahasa tertentu.
Contohnya orang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi atau akademisi akan sering mengatakan "perspektif" saat dia berbicara, dan kata atau frasa tersebut timbul karena kebiasanya menggunakan kata tersebut.
Nah, Sakra Barat yang masih memegang erat tata krama dalam berbahasa memiliki idiolek yang cukup jelas berdasarkan strata sosial secara konvensional. Kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Idiolek Mamiq
Apa yang dikenal sebagai base alus (bahasa halus) ditemukan dalam idiolek mamiq ini. Mamiq sendiri merupakan strata bangsawan di wilayah Sakra. Contoh idiolek dalam bahasa mamiq sebagai berikut:
- tiang ngAntos pekayunan pelungguh de kaji tipa? pegedEngan tIang.
Beberapa kosa-kata khasnya adalah tiang, bedaran, margi, dawek, sampun, selakI?an, sebinI?an, mensarEan, pegedeNan, dan penyerminan.
Idiolek Amaq
Idolek amaq adalah bahasa yang biasa digunakan pada masyarakat Sakra Barat. Idiolek amaq juga digunakan dalam percakapan dengan teman sebaya. Contohnya sebagai berikut:
- ke? anteh m dateng jok bale k barEh.
Beberapa kosa kata khasnya adalah ite, bekelor, lalO, paham, Uah, semame, senine, tEdem, balE, dan penenteng.
(lagi-lagi, pahamilah International Phonetic Alphabeth!)
Kedua contoh kalimat idolek mamiq dan amaq di atas jika diartikan kedalam bahasa Indonesia yaitu "Saya akan menunggu kamu datang ke rumah." Sedangkan arti dari kosa kata khasnya secara berurutan adalah, saya, makan, pergi, paham, sudah, suami, istri, tidur, rumah, dan mata.