3. Pendekatan Pasar: Metode ini menggunakan harga pasar dari SDA yang serupa untuk menentukan nilai dari SDA yang sedang dinilai. Pendekatan ini bergantung pada data pasar yang tersedia dan sering digunakan untuk valuasi mineral dan bahan tambang lainnya.
 Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan metode yang tepat harus mempertimbangkan konteks dan tujuan valuasi. Misalnya, metode biaya penggantian mungkin lebih tepat digunakan untuk SDA yang memiliki nilai konservasi tinggi, sementara metode NPV lebih cocok untuk SDA yang akan dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Tantangan dalam Akuntansi dan Valuasi Sumber Daya Alam
 Meskipun akuntansi dan valuasi SDA menawarkan banyak manfaat, terdapat tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah ketidakpastian dalam estimasi cadangan SDA. Estimasi yang tidak akurat dapat mengakibatkan keputusan bisnis dan kebijakan yang salah. Ketidakpastian ini bisa disebabkan oleh keterbatasan teknologi, data yang tidak memadai, atau kondisi geologis yang kompleks.
 Selain itu, menilai manfaat non-pasar dari SDA juga merupakan tantangan besar. Banyak SDA memberikan manfaat yang tidak bisa diukur dengan nilai moneter secara langsung, seperti jasa ekosistem, keanekaragaman hayati, dan nilai budaya. Mengintegrasikan manfaat non-pasar ini ke dalam valuasi membutuhkan pendekatan multidisiplin dan metode valuasi yang lebih komprehensif.
 Tantangan lainnya adalah kesenjangan dalam pengaturan standar akuntansi internasional terkait SDA. Standar akuntansi yang berbeda di berbagai negara dapat menyebabkan ketidakseragaman dalam pelaporan dan valuasi SDA. Hal ini dapat mempersulit perusahaan multinasional dalam menyusun laporan keuangan yang konsisten dan dapat dibandingkan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya kolaboratif antara badan standar akuntansi internasional, pemerintah, dan industri untuk mengembangkan kerangka kerja yang harmonis.
Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan
 Dengan mengatasi tantangan tersebut dan menerapkan praktik terbaik dalam akuntansi dan valuasi SDA, perusahaan dan pemerintah dapat mengelola SDA secara bertanggung jawab. Hal ini tidak hanya memungkinkan maksimalisasi manfaat ekonomi dan sosial, tetapi juga meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pengelolaan yang berkelanjutan dari SDA membuka jalan menuju masa depan yang sejahtera bagi semua pihak yang terlibat.
 Perusahaan yang mengadopsi praktik akuntansi dan valuasi SDA yang baik dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan di mata publik serta investor. Mereka juga dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya melalui penggunaan SDA yang lebih bijaksana. Bagi pemerintah, pengelolaan SDA yang baik dapat mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan dari sektor SDA, dan memastikan bahwa sumber daya ini tetap tersedia untuk generasi mendatang.
 Selain itu, dengan adanya kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan SDA yang berkelanjutan, dapat tercipta sinergi antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Misalnya, pemerintah dapat memberikan insentif bagi perusahaan yang melakukan investasi dalam teknologi ramah lingkungan atau yang berhasil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
 Pada akhirnya, keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas dalam pengelolaan SDA. Melalui akuntansi dan valuasi yang tepat, dapat diidentifikasi cara-cara untuk mengoptimalkan manfaat SDA sambil menjaga keberlanjutannya. Ini tidak hanya penting untuk kesejahteraan saat ini, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua.