Mohon tunggu...
Vera Astanti
Vera Astanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hidup berawal dari mimpi... go fight..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tugas yang Tak Selesai

17 Mei 2012   03:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, duri, dewasa. Aku sudah memikirkan ke mana akan kubentuk kata-kata ini. Menjadi bentuk yang sempurna inginku. Namun selalu saja, farasa-frasa itu terhenti di tengah jalan. Berbeda dengan satu sajak yang akan kulemparkan padamu.

Dan duriduri itu terus kian tumbuh di dalam kegelapan hatimu. Dia seolah memanjakanmu. Namun sesungguhnya dia mengiris-iris jiwa sucimu. Hingga kau buta dengan cahaya kebajikan.

Ah tuh kan, dewasanya belum. Lantas aku memutar otak lagi. Kian memeras. Ah capek. Lelah aku. Aku beralih bercakap-cakap ria. Kenapa berbeda ya rasanya  antara menuliskan suatu imaji dalam tulisan dengan berbicara. Ditambah dengan banyak yang salah ketik karena kecepatan jemari rupanya tak sebanding dengan kecepatan otak berpikir.

Ah, entahlah. Aku melaju saja dengan semua keluh kesah ini. Bila aku berhenti, semakin aku akan terbenam dalam block hole mind.

Ah lupa , dewasa itu ada di jiwa kita bukan terletak pada umur kita. Lihat saja. Sehrusnya para sineas sinetron mampu membuat kedewasaan yang sesungguhnya karena mereka intelek bukan? Sekolah tinggi-tinggi sampai tak mampu dijangkau pohon manggaku.

Aku lapar. Lihat semua pikiranku bergerak seiring fungsi perut. Hehe

Baiklah akan kuajak kau menuju otakku. Yang kan kau temui dalam otakku dalah sebuah labirin sekumpulan otot bergerak. Yah ada Ruffi di situ dengan keyakinanya dia kan menjadi raja bajak laut.

Kau tanya aku? Tentu saja aku juga akan menjadi bajak laut,  di hatimu lah. Merayu.com

Sekumpulan dewasa berdebat siapakah yang paling hebat.

“Aku,” jawab hati.

“Aku lebih hebat,” Ginjal menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun