Panas rongga langit di ubun-ubun jauh merangsang keputusasaan berserakan percikkan benci di tanah yang kupijak cinta semu bergelut dikakiku tak ada anyir melati yang kucium hanya sebaris keremangan lampu taman yang menghangat muharramku tahun baru ini milik Tuhanku Ya Robbi sekecap janjiMu lah aku bergantung segala nyawa yang mengalir di raga ini memujaMu Muharramku kutautkan jariku di sela-sela zamanmu meniti jarum detik waktumu biar aku bisa menuju cahaya Illah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!