Mistis itu kamu mengambil kekuatan tak kasatmata yang ada di sekelilingmu dan suatu saat kamu harus membayarnya: utang pokok disertai dengan bunga. Utang pokok akan kamu lunasi kelak setelah mati, dan bunganya kamu cicil saat kamu masih hidup. Tidak ada kesepakatan dengan apa kamu harus membayar cicilannya, tetapi si pemberi kekuatan akan menentukannya secara sepihak, melalui cara-cara yang tak terduga bahkan tidak disadari, hingga  pada akhirnya kamu menjalani hidup dengan menderita.
Ada masanya dimana kamu akan ditinggalkan oleh teman hayalanmu, dan kamu berpikir itu terjadi karena kesalahanmu sendiri. Mungkin setelah berumah tangga kamu disibukan oleh urusan penting keluarga, sehingga interaksi dengan teman hayalanmu menjadi berkurang. Tidak seintens dulu lagi.
Semakin lama usia pernikahan, persoalanpun semakin kompleks, sampai-sampai kamu tidak punya waktu sama sekali dengan kawan dari dunia lain itu. Lalu kamu menyadari bahwa ia telah pergi untuk selamanya. Kamu sangat menyesal telah mengabaikannya, dan itulah awal dari bencana besar dalam hidupmu.Â
Berbagai masalah datang silih berganti. Pasangan mulai renggang. Anak-anak mengambil jarak. Sebagian teman menjauhimu. Tersisa kawan yang hanya memanfaatkanmu, suka minta bantuan tanpa pernah balas membantumu. Sementara, lingkungan kerjamu berubah menjadi runyam. Bertambah usia, hidupmu semakin sulit dan sengsara. Di titik terendah dalam hidup, hanya satu saja yang kamu inginkan: menjalani menajalani hidup dengan normal. Sungguh suatu hal yang sangat mustahil. Karena sebelumnya kamu telah 'meminta' menjadi orang yang luar biasa, hebat: paranormal.
Sebenarnya teman imajinermu tidak pergi meninggalkanmu. Ia tetap ada di dekat, hanya saja tidak 'menampakan dirinya' kepadamu. Kekuatan gaib itu tidak hilang. Melainkan tetap menyertaimu. Hanya saja berganti arah. Dahulu membantumu, saat ini menentangmu. Dahulu begitu mudahnya yang kamu harapkan menjadi kenyataan dan kamu selalu terhindar dari yang tidak kamu sukai. Sekarang terjadi sebaliknya. Begitu sulitnya kamu meraih yang diinginkan, meski sudah berusaha dengan keras. Setiap rencana selalu mendapat rintangan dari arah yang tak terduga. Sementara yang kamu khawatirkan atau cemaskan begitu mudahnya menjadi kenyataan. Â
Masalah-masalah yang datang, kegagalan yang berulang-ulang, serta berbagai kendala, adalah harga yang harus kamu tanggung untuk membayar atas dikabulkanya keinginanmu di masa lalu: menjadi orang yang luar biasa. Tidak ada jalan keluar bagimu selain dari tabah untuk menerima kenyataan: resiko orang yang berutang, pasti akan ditagih.
Anomali
Tentu tidak semua anak indigo mengalami hal yang serupa. Tidak musti setiap indigo dilatarbelakangi oleh kepercayaan serta keinginan memiliki teman dari dunia mistis. Mungkin ada pula yang terinspirasi oleh film. Terobsesi menjadi pribadi yang hebat, punya kekuatan luar biasa seperti tokoh dalam film favoritnya, maupun oleh hal-hal yang lain. Kemudian obsesi itu 'didengar' dan diwujudkan oleh kekuatan mistis yang ada didekatnya.
Sebenarnya indigo itu tidak harus seluruhnya mengalami penampakan atau bisa melihat sosok yang tak kasat mata pada waktu terjaga. Bisa saja ia di datangi  dalam mimpi yang menjalin cerita bersambung. Maksudnya, malam ini bertemu dengan satu sosok, lalu ke-esokan malam, dan malam-malam berikutnya, sosok tersebut muncul lagi dan lagi. Berbicara tentang banyak hal yang bisa diserap oleh si anak sebagai 'informasi rahasia'. Maupun dengan mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan. Semisal malam harinya ia memimpikan hujan, kemudian esok harinya itu benar-benar terjadi.
Demikian pula mengenai konsekuensinya. Seperti halnya pelaku mistis secara umum, tidak seluruh anak indigo akan menanggung akibat buruk di penghujung masa hidupnya. Â Bisa jadi anak cucu yang akan memikul akibatnya. Anda yang menikmati berbagai 'fasilitas' dan segala kemudahan, anak cucu yang merasakan kesulitan serta kesengsaraan
Sederhananya, jika anda punya banyak tabungan kemudian mati tanpa sempat menikmatinya, maka keluarga yang ditinggalkan akan menjadi pewaris. Sebaliknya, bila anda memiliki utang lalu mati sebelum melunasinya, maka anak cucu akan dibebankan untuk membayarnya.