Mohon tunggu...
Mamuth
Mamuth Mohon Tunggu... Full Time Blogger - teman bagi jiwa-jiwa yang bersahabat

kali, pagi, dan mentari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soeharto VS Ken Arok

21 Februari 2024   13:49 Diperbarui: 21 Februari 2024   13:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soeharto@HISTORIA.id

Ada beragam cara orang memandang Soeharto. Bagi orang-orang yang tinggal di desa-desa menganggap Soeharto sebagai sosok pengayom yang telah berhasil memberikan rasa aman dan tentram. Namun bagi mereka yang kritis, Soeharto dipandang sebagai pribadi yang kejam, membungkam dengan cara yang sadis orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Rezim Orde Baru pun dicap telah menyengsarakan rakyat dengan korupsi, kolusi, dan nepotismenya. 

Perbedaan itu sangat wajar mengingat posisi setiap orang tidak sama, dan dalam diri Soeharto juga terdapat sisi yang baik sekaligus yang buruk (atau sangat buruk).

Melalui istilah yang digunakan kita bisa melihat bahwa Soeharto memiliki niat yang baik saat menggulingkan Rezim Soekarno. Lewat penyebutan Orde Lama , Soeharto ingin menunjukkan masa pemerintahan Soekarno telah usang, penuh kebusukan, dan yang terpenting pemerintahan itu dianggap tidak memperhatikan kehidupan rakyat sebagaimana cita-cita kemerdekaan. Dengan nama Orde Baru untuk era pemerintahannya, Soeharto menawarkan semangat baru, yang memiliki nilai-nilai positif, yaitu perubahan bagi kesejahteraan rakyat yang lebih baik. 

Di samping segi positif, Soeharto juga melakukan hal yang busuk. Untuk melengserkan Soekarno serta pemerintahannya, Soehato menggunakan cara-cara yang sangat kejam, yaitu dengan mengkambinghitamkan PKI. Partai Komunis Indonesia dituduh berencana melakukan kudeta serta membunuh para jenderal. Lalu para petinggi dan anggota partai itu, serta orang-orang yang disinyalir berafiliasi dengannya, dibunuh, diasingkan bahkan dibuang seperti ke pulau buru. PKI pun dinyatakan sebagai partai terlarang di republik ini.

Lalu untuk menanamkan kebencian bangsa ini kepada PKI, setiap tanggal 30 September Rezim Soeharto menyuguhi rakyat dengan film G30SPKI yang mempertontonkan kekejaman pembunuhan para jendral. Dan upayanya itu benar-benar berhasil. Setelah lebih dari 25 tahun orde baru tumbang, rakyat di negeri ini masih sangat membenci PKI. Lebih dari apapun. Seolah-olah PKI itu barang yang teramat najis. Manakala disebut PKI, pikiran orang-orang akan langsung berasosiasi negatif.

Cara Soeharto melengserkan soekarno itu mirip sekali dengan Ken Arok menggulingkan Tunggul Ametung. Sangat mirip. Meskipun tidak seratus persen. Ken Arok meminjamkan keris miliknya kepada Kebo Ijo. Kemudian Kebo Ijo yang suka pamer, menunjukkannya pada seisi istana dengan mengakui keris itu sebagai miliknya. 

Lantas, Ken Arok mencurinya dan menggunakan keris tersebut untuk membunuh Tunggul Ametung. Saat Tunggul Ametung diketahui telah tewas dengan keris Kebo Ijo tertancap di tubuhnya, seisi istana yakin Kebo Ijo-lah pelakunya. Manakala Kebo Ijo datang lantas  seketika Ken Arok membunuhnya, tak ada satupun yang bisa mencegah dan menganggap Ken Arok bersalah. Malahan semua orang menyetujui tindakannya.

Bila Ken Arok telah memperalat Kebo Ijo, Soehato memilih PKI sebagai kambing hitam. Seakli lagi, dengan penyebutan orde lama bagi masa kekuasaan Soekarno, dan orde baru bagi era pemerintahannya sendiri, jelas cita-cita Soeharto ialah menggulingkan Soekarno. Soeharto membawa perlawanan atas pemerintahan Soekarno yang dianggapnya buruk. Dan memang buruk. Soeharto tidak melawan PKI, karena PKI tidak ada dalam posisi salah. 

Malahan PKI merupakan partai yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Sampai-sampai PKI menginisiasi melakukan penjarahan perusahaan-perusahaan untuk dibagikan kepada rakyat yang sengsara. Tindakan PKI ini juga sebetulnya mirip dengan Ken Arok sebelum menjadi pasukan bhayangkara. Ken Arok suka merampok upeti untuk diberikan pada rakyat jelata.

Bukan tidak mungkin, tindakan PKI ini mengingatkan Soeharto pada sejarah Singhasari dan menginspirasinya untuk naik tahta. Sialnya, posisi PKI saat itu sedang dekat dengan Soekarno, seperti Kebo Ijo yang menjadi tangan kanan Tunggul Ametung. Maka jadilah PKI sebagai tumbal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun