Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar menulis

Bismillah ...Semoga menjadi jejak dan berbagi bersama

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masa Pensiun, Bersyukur atau Penyesalan

8 Agustus 2021   08:18 Diperbarui: 8 Agustus 2021   10:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang tidak siap menghadapi pensiun. Pensiun dianggap sebagian orang sebagai masa sudah mulai menurunya produktivitas seseorang.

Bagaimana merancang kehidupan setelah pensiun mulai dari sekarang ? Bagaimana Pensiun tidak sekedar menunggu kematian menjemput namun lebih memiliki makna.......

Secara Psikologis, ada beberapa type manusia yang memiliki perencanaan matang akan kehidupan nya, namun tidak sedikit juga orang yang menganut prinsip "hidup apa kata nanti".

tidak ada yang salah dalam prinsip hidup masing -masing orang tersebut, namun hal ini bukan berarti menjadikan kita apatis dan masa bodoh pada masa pensiun yang secara pasti akan terjadi dan hanya tinggal menunggu waktu.

Beberapa hal yang setidaknya harus di pikirkan ketika masa pensiun hadir atau merencakan pensiun secara baik mulai sejak dini.

Aktivitas dan Berpikir.

Sejak umur 20-an, masa pertama kali kerja sampai masa pensiun setidaknya 40 tahunan menjalani rutinitas rutin pekerjaan.

Aktivitas rutin ini akan menjadi masalah jika sewaku --waku tiba-tiba hilang begitu saja diganti aktivitas baru

Ada kekagetan aktivitas yang terjadi, istilah "post power Sysdrom muncul karena sebelumnya ada kewenangan /aktivitas rutin menjadi hilang atau bahkan berubah.

Sebagai contoh tadinya sebagai pekerja urusan adminitrasi yang setiap harinya datang pada jam kerja, jam 8 dan pulang jam 5 sore dengan pekerjaan yang rutin.

Pada masa pensiun menjadi hilang aktivitas rutin tersebut menjadi rutinitas yang benar-benar baru dan tidak pernah kita rencanakan sebelumnya.

Pengelolahan kegiatan agar tidak muncul pikiran "useless" bagi para pensiunan menjadi landasan yang penting agar tetap berpikir positif dan berkegiatan positif di masa pensiun.

Lingkungan keluarga, Pertemanan serta lingkungan sekitar menjadi salah satu hal yang penting untuk dihadirkan agar para pensiunan memiliki optimisme untuk tetap produktif dengan kegiatan barunya ataupun aktivitas barunya.

Perlu persiapan atau perencanaan khusus jauh-jauh hari untuk melihat gambaran seperti apa yang kita inginkan setelah pensiun kelak.

Dengan adanya persiapan tersebut setidak nya kita mulai menyesuaikan langkah, psikologis dan mental bahwa ada aktivitas baru yang akan kita lakukan pada masa tua kita.

Keuangan dan kesehatan 

Munculnya perusahaan yang mengelola dana Pensiun tidak lain karena salah satunya hal ini, perlu perencanaan pensiun yang matang dimulai sedari muda.

Permasalahan keuangan yang muncul pasca pensiun menjadi hal yang niscaya di hadapi sebagian orang.

Bagaimana tidak, produktivitas dianggap telah selesai otomatis penghasilan juga semakin menurun.

Kemampuan Fisik dan kemampuan berpikir yang tidak prima lagi menjadi tantangan tersendiri bagi pensiunan untuk dapat berkarya dan bersaing dengan kaum muda.

Tumpukan penyakit yang muncul di usia tua menjadi salah satu factor tingginya biaya hidup terutama biaya kesehatan.

Bagi beberapa orang usia pensiun dengan perencanaan baik mungkin masih bias bertahan hidup dari hasil investasi yang dimilikinya atau disiapkannya di masa muda.

Lain halnya dengan orang usia pensiun yang tanpa persiapan matang, biaya hidup dan biaya perawatan kesehatan kaum pensiun bias menjadi beban bagi anaknya atau keluarganya.

Jika digambarkan kemampuan seorang anak dalam menanggung biaya hidup orang tuanya yang memasuki masa pensiun menjadi permasalahan tersendiri.

Rata-rata usia anak nya pada saat orang tua pensiun berkisar 25-30 tahunan, dimana usia tersebut merupakan masa dimana seorang anak memiliki pasangan dan anak yang masih kecil, memerlukan biaya sekolah, meng-angsur rumah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit

Tanggungan biaya hidup seorang anak dengan ditambah harus "berbakti" membiayai biaya perawatan kesehatan orang tuanya bukan merupakan hal mudah untuk mengatur keuangan nya.

Perlu nya kesadaran kamu muda saat ini untuk memikirkan dan merencanakan kegiatan pensiun kelak menjadi hal penting.

Kesadaran terhadap risiko -- risiko yang bias terjadi di masa tua akan menjadi "early warning " untuk tidak hanya mempersiapkan masa pensiun mulai dari sekarang agar tidak menjadi beban bagi anaknya kelak

Akhirnya, semua dari kita akan menghadapi masa "selesai", namun menjadi penting untuk menjalani masa tersebut untuk tetap "produktif" dan mempersiapkan bahwa masa tersebut menjadi lebih indah di jalani dengan penuh kebersyukuran. Semoga kita semua melewatinya sesuai dengan impian kita masing --masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun