Gerakan menabung ini sudah sangat jarang di gaungkan, semua di genjot untuk masyarakat semakin sering berbelanja dan hidup konsumtif. Ditambah lagi peran social Media dalam mengkampanyekan kehidupan Materialistik dan cederung menuju hedonism.
Padahal Kedepan risiko ketidakpastian masyarakat meningkat dengan banyaknya Bencana alam, Wabah Penyakit , ketidakpastian politik. Sehingga seperti yang kita lihat saat ini, masyakarat yang rentan ekonomi bergantung kepada bantuan. Pola Pikir menabung untuk jangka pendek masih cukup banyak dipahami masyarakat. Sehingga tingkat investasi dana masyrakat rendah.
4. Sinergi pengusaha Lokal
Dalam gerakan yang lalu sempat ada issue untuk gerakan 212 yakni gerakan moral untuk sesama pengusaha dapat saling sinergi. Antara Pengusaha besar membina pengusaha kecil. Gerakan ini sebenarnya bersifat sosialisme yang sangat erat dengan budaya bangsa yakni Gotong royong.
Namun entah kuranganya Komando yang satu suara dan keberpihakan dari pemerintah sehingga gerakan ini menguap begitu saja. Ekonomi umat yang digadang-gadang dapat membangkitkan ekonomi Negara hanya sekedar teori. Namun lihat saat ini yang paling terpukul dari wabah Covid 19 ini yakni UMKM. Tidak ada bantuan, harus menghadapi masalah sendiri. Kementrian yang menaungi nya pun tampak nya abai. Andai dari dulu kita lebih memmikirkan lebih baik mungkin saat ini UMKM akan berdiri kuat.
Semoga dengan kesadaran -kesadaran baru kita bersama dapat memilikirkan langkah-langkah bersiap untuk menghadapi apapun kedepannya. Wabah Covid-19 ini menjadi momentum untuk lebih bersosialis dan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Semoga memberikan inspirasi baru. Aamiin
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H