Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar menulis

Bismillah ...Semoga menjadi jejak dan berbagi bersama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akankah Nasib Industri Perbankan Seperti Nokia?

26 Januari 2018   15:29 Diperbarui: 26 Januari 2018   15:39 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara tentang distrupsi memang tidak ada abisnya, berbagai macam industry sedang ramai membicarakannya. Termasuk dibidang Keuangan. Munculnya innovator baru menarik untuk dicremat karena hadir secara mengejutkan dan mungkin hampir tidak diprediksi oleh pelaku Bisnis konvesional saat ini.

Kebebasan dan imajinatif pola pikir orang saat ini membuat orang semakin kreatif memikirikan hal out of the box, menggusur cara-cara lama. Metode pemikiran imajinatif dan end result menjadi hal yang diperkirakan ikutserta dalam memicu berkembangnya distrupsi tersebut.

Sebagai salah satu industry konvensional yang cukup tua di dunia, ekonmi lama mengusung bank sebagai pahlawan bagi pertumbuhan ekonomi satu-satunya sehingga terbentuk berbagaimacam transaksi dan industry ikutannya.

Semua perguruan tinggi sudah pada melakukan pembahasan SWOT -- Five Force industry perbankan per direktorat. Sehingga semua pola dan proses Bisnis perbankan mulai dikuliti di meja/bangku perkuliahan. Mulai dari proses Bisnis pinjam meminjam, proses Bisnis investasi dan proses Bisnis akuntansi dikuliti serta dibahas secara mendalam dalam struktur pendidikan perbankan.

Seiring dengan hal diatas, perkembangan teknologi dan kecepatan computer semakin dikembangkan, menyamai atau bahkan memiliki impian secerdas manusia, dengan logika humanism yang dikalkulasi menjadi logika komputeristik.

Bak puzzle kepingan --kepingan proses Bisnis tadi yang jika disusun membentuk gambaran proses Bisnis perbankan, mulai coba di bongkar dan disusun ulang. Tentunya dengan harapan munculnya proses Bisnis yang baru dan lebih efisien serta efektif. Semakin menjawab semua keinginan humanis konsumen.

Lihat lah Ojek Online, yang secara konvensional harusnya jika kita ingin naik ojek, harus mencari , menegosiasikan harga lalu mengantar, namun hal tersebut dibongkar dna disusun ulang. Menjawab keinginan humanis konsumen yang ingin instan, transparatif dan simple didukung dengan teknologi jadilah mempertemukan supply dan demand lebih efektif dan efisien.

Kalo orang masih yakin bahwa Bisnis perusahaan perbankan yang ada saat ini akan tetap ada. Maka ada sebagian komunitas atau bahasan --bahasan yang sudah mulai menguliti proses Bisnis dan menawarkan cara baru.

Proses Bisnis Bank Saat Ini (source : viss)
Proses Bisnis Bank Saat Ini (source : viss)
Tempat penyimpanan uang yang aman, sejak adanya uang kertas dulu, untuk menyimpan uang diperlukan bank sebagai lembaga yang aman menyimpan uang kita, dan kita hanya ditukar dengan catatan berupa buku tabungan. Kemana-mana kita hanya menyimpan catatannya saja, uang kita berputar.

Maka semua orang seharusnya bisa menjadi bank karena sejatinya, kita hanya membawa catatan saja, lihat saja bentuk uang sekarang sudah seperti kartu dengan pin. Semua transaksi sudah dilakukan dengan pin to pin, mesin to mesin. Yang ada hanya catatan akhir saldo kita tinggal berapa.

Tempat Investasi/pengembangan uang, seperti diketahui bank sangat konservatif untuk masalah ini, bunga tabungan ataupun deposito tidak lebih tinggi daripada bunga kredit ( uang kita yang dipinjamkan oleh bank ) dengan alasan untuk biaya operasional dan sejenisnya.

Pasar Saham atau bursa saat dengan bantuan aplikasi sudah menawarkan gain atau keuntungan investasi harian melalui saham atau sejenisnya. Sekali lagi kita hanya memerlukan aplikasi yang mencatat portopolio Keuangan kita. Jika memilih bank untuk tujuan investasi maka bukan suatu pilihan yang tepat lagi saat ini

Peminjaman Uang, bank bisa meminjamkan uang karena berkumpulnya orang melakukan kegiatan menabung secara umum. Lalu kumpulan uang tersebut dipinjamkan kepada yang memerlukan dengan tingkat bunga yang mungkin lebih tinggi daripada kita yang menabungnya.

Marketplace Lending (source bumninc)
Marketplace Lending (source bumninc)
Saat ini sudah cukup banyak aktivitas pinjam meminjam uang dengan basis peer to peer lending. Dimana bentuknya seperti bank, sekumpulan orang yang memang tujuan nya meminjamkan uang berkumpul lalu diakomodasi oleh aplikasi khusus untuk meminjamkan uang kepada yang membutuhkan.

Flexibilitas dan kemudahan.

Lihat saja berapa lama proses yang dibutuhkan untuk menabung ke bank, proses meminjam uang di bank, proses untuk meminta keringanan pembayaran cicilan di bank. Proses menabung di bank harus datang ke bank menyerahkan syarat dan sebagainya. Proses meminjam uang di bank lebih rumit lagi, harus memiliki identitas yang jelas, bukti kemampuan membayar dan sebagainya. Proses meminta restrukturisasi pembayaran cicilan karena alasan tertentu, hal ini hampir pasti lebih rumit lagi.

Evaluasi kejujuran atas proses Bisnis sebenarnya bisa dilakukan oleh industri perbankan sendiri, bahkan dari para pegawai bank sendiri yang semakin ekslusif serta tersentrasilasi oleh bentuk struktur Organisasi. Proses Bisnis yang sebenarnya bisa di "outsource". Proses Bisnis yang harusnya mudah namun dengan alasan "prudent" menjadi lebih panjang memutuskan. Hirarkie jabatan yang sebenarnya tidak diperlukan bagi konsumen. Konsumen hanya ingin kecepatan, kemudahan dan kesederhanaan.

Digitalisasi Bank ( source : viss)
Digitalisasi Bank ( source : viss)
Semantara demand atau permintaan humanis manusia memerlukan flexibiltas dan kemudahan dalam bertansaksi. Sebut saja hirarkie di perbankan yang cukup rigit, semua konsep keamanan dan prediksi diterapkan oleh perbankan (Good Governance ; Prinsip mengenal Nasabah dan semacamnya). Sebenarnya membuat Bank saat ini menjadi menara gading yang semakin jauh untuk menjawab keinginan humanis manusia.

Sekali lagi, ide perbankan pada pada awal nya cukup sederhana dan simple, namun saat ini menjadi semakin rumit karena harus berusaha untuk semakin sempurna dan aman dengan metode dan sistem baru ala industrialisasi. Sekarang saat nya semua proses Bisnis di pecah dan disusun kembali untuk lebih sederhana dan cara baru dengan kecanggihan yang lebih manusiawi.

Reff :

https://www2.deloitte.com/global/en/pages/financial-services/articles/banking-disrupted.html

https://www.weforum.org/press/2017/08/big-tech-not-fintech-causing-greatest-disruption-to-banking-and-insurance/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun