Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar menulis

Bismillah ...Semoga menjadi jejak dan berbagi bersama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bioskop dan Pola Pikir Inovasi

10 Februari 2017   08:14 Diperbarui: 27 Februari 2017   22:00 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak banyak yang menyadari sebenarnya banyak perusahaan yang berguguran karena masuknya inovasi yang dilakukan. Ojek yang dulunya dilakukan orang perorang. terpisah dan missmanagement dan tidak bisa diukur pergerakan ekonominya. kini dengan pola manajemen yang baik. semua teregister dengan baik.

Produktifitas dan perputaran ekonomi pengendara ojek dapat diukur. unsur motivasi dan inspirasi dari para pengemudi ojek pun begitu terasa. bagaimana pendapatan selalu berbanding lurus dengan kerja keras. Dengan teknologi dan inovasi semua terdilusi dalam perubahan proses bisnis. yang masih bertahan yakni keberadaan bioskop atau pemutaran film. disadari atau tidak produsen atau perusahaan cinema di indonesia saat ini hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan saja.

Ingat, pasar yang sempurna adalah yang seimbang antara produsen dan konsumen. secara tidak langsung perusahan cinema telah memonopoli keuntungan bisnis ini sendiri. Namun dari pendekatan sosial keagamaan. bisnis monopoli dilarang karena tidak adanya pemerataan.maka jangan kaget jika dulu banyak perusahaan yang untung karena tidak ada nya persaingan kini gulung tikar.

Kembali kepada bioskop. rata rata biaya yang dikeluarkan untuk menonton bioskop sekitar 30-70 ribu. apakah nilai itu wajar. tidak ada yang tahu karena memang hanya itu tawarannya. Saat teknologi menyasar seperti sekarang ini. kewajaran harga dapat diketahui. lihatlah bagaimana ojek online dapat menjadi patokan kewajaran harga dapat diketàhui secara fair dari jarak.

Kelebihan dari bioskop yang tidak dimiliki media yakni sensasi dan tempat yang unik dan memberikan kesan tersendiri bagi yang menonton bioskop. layar lebar dan tempat nyaman adalah tawaran yang saat ini disuguhkan. Lalu apa yang membuat bioskop menutup bisnisnya di masa mendatang ?

1. Online komunitas

Beberapa group ditelegram (aplikasi komunikasi seperti whatapps) ada yang membagikan film film secara gratis. download gratis bertebaran. film nya pun hanya selisih beberapa hari setelah rilis. Cukup cari atau gabung di group yang menyediakan film gratis lalu tinggal download saja. selesai. mudah , hemat dan cepat.

2. Penyedia bioskop mini

Di beberpa kota besar sudah juga hadir bioskop mini. yang hanya berisi beberapa kursi. kegiatan menonton dengan rasa privasi semakin bisa di rasakan . bayangkan dengan ruangan kecil ( kira kira sebesar kamar kost) diisi dengan televisi raksasa dan tata suara yang luarbiasa. sehingga kegiatan nonton bareng dengan teman serasa lebih menarik.

3. Virtual Realty

Gadget satu ini memang membawa perubahan konsumen dalam menikmati hiburan. kacamata virtual dengan digabungkan handphone ini menjadikam kegiatan menonton film menjadi sensasi tersendiri. coba saja cari harga Kacamata VR ini dipasaran sekirar 50 ribu sampai 300 ribuan. sensasi menonton ala bioskop sudah bisa dinikmati.

4. Bisnis Film grosiran

Cari saja di internet penyedia film grosiran ini. bayangkan film cuman diberi harga 2000 perak per satu film. pemesanannya pun sudah beragam. dari CD, Flash disk bahkan harddisk. mungkin ini ilegal tapi kali dibaca di beberapa negara lain sudah tidak bisa dikendalikan karena ada demand pasti ada supply. begitu rumus ekonominya.

Kini semua bergantung kita melihat bisnis. kalo ada bisnis yang kesan nya monopoli atau pengambilan keuntungan nya melebihi rata rata maka bukan tidak mungkin muncul inocasi atau pemikiran pemikiran bagaimana membuat harganya menjadi lebih terjangkau. maka ketika kira merasa untuk mendapatkan barang tertentu terasa mahal atau susah. pikirkan bagaimana membuatnya menjadi lebih murah dan pikirkan inovasinya. itulah pikiran bisnis yang baru.

Mari kira pikirkan dan tulis bisnis apa yang akan bangkrut atau tutup berikutnya dengan adanya inovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun