Mohon tunggu...
murtiana nainggolan
murtiana nainggolan Mohon Tunggu... Guru - guru

menyukai dunia literasi, guru bahasa daan sastra Indonesia jenjang SMA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahan Ajar yang Tepat untuk Meningkatkan Daya Literasi Siswa

24 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2024   11:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru perlu menyesuaikan diri dengan kegiatan bermedia sosial ini, agar menjadi kegiatan literasi yang berpikir kritis. Hal ini dapat  direncanakan pada bahan ajar. Penelitian yang lain tentang tingkat kompetensi siswa terkait literasi pernah dilakukan oleh Astri Dinda Sripuspita dengan judul "Kompetensi Literasi dan Numerasi Siswa Kelas V pada Materi Sumber Daya Alam" yang bertujuan untuk untuk mengetahui kompetensi literasi dan numerasi siswa. 

Pengukuran tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia yang pada kisaran 61% menunjukkan rendahnya keterampilan literasi dan numerasi. Sehingga dibutuhkaan optimalisasi  literasi dan numerasi pada jenjang sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Sripuspita, 2022).

Kualitas pendidikan berhubungan dengan perencanaan yang tepat oleh guru. Perencanaan tersebut dapat dimulai dari bahan ajar dengan  mempertimbangkan nilai-nilai visi-misi sekolah. 

Guru diharapkan untuk mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan tenntang penyusunan bahan ajar baik daring maupun tatap muka agar mampu Menyusun Modul Ajar (MA) mandiri yang disesuaikan  dengan kondisi sekolah masing-masing berdasarkan kurikulum yang digunakan serta potensi siswanya. 

Untuk itu penerapan kurikulum berfokus siswa pada kurikulum merdeka juga menjadi kebutuhan di dalam penerapan pembelajaran di kelas yang berkesinambungan dengan bahan ajar yang dimanfaaatkan oleh guru. Dengan demikian, pembahasan tentang "Pemanfaatan Bahan Ajar yang Tepat untuk Meningkatkan Daya Literasi Siswa MAN  2 Surakarta" masih relevan untuk diteliti.

           

A. Daya Literasi Siswa

Kemampuan berliterasi siswa memengaruhi budaya sebuah bangsa. UNESCO sudah lama memasukkan cakupan makna literasi tersebut sebagai suatu kemampuan berbahasa, angka-angka, gambar, komputer, maupun segala sarana yang ada dalam memahami, mengomunikasikan, memperoleh ilmu pengetahuan, memecahkan problem, problem matematis dan menggunakan sistem simbol dari suatu lingkaran budaya tertentu (Hamzani, 2020).

PISA sudah mengukur kemampuan siswa bidang literasi yakni literasi matematika, literasi sains, dan literasi membaca. Kurun waktu 2012-2015, literasi membaca hanya naik 1 poin dari 396 poin menjadi 397 poin. Karakter soal PISA yang menggunakan HOTS menjadi kendalanya. 

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa siswa di Indonesia memiliki daya baca yang masih relatif rendah (Hasanah, 2019). Perlu adanya gerakan bersama untuk meningkatkan  minat literasi ini harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk mencapai generasi yang melek akan literasi.  

Kompetensi akan daya literasi ini mengungkapkan cara berpikir kritis siswa dalam memahami fenomena yang sedang terjadi dan kemampuan untuk melihat dan menyelesaikan masalah dengan sudut pandang yang luas. Jadi, literasi tidak cukup dengan siswa mampu membaca, menulis, dan berhitung (Pradana, 2022). Literasi yang dimaksud adalah literasi kritis. Literasi kritis dalam pembelajaran diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis bagi siswa saat praktik sosial di masyarakat (Mubasiroh, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun