Mohon tunggu...
Galang Gelar
Galang Gelar Mohon Tunggu... Jurnalis - Akun ini bersifat sebagai kawah candradimuka

Lahir di Bandung, 6 Desember 97. Silahkan yang mau ngado dan mendoakan semoga saya panjang umur di tunggu. :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petaka untuk Suku Mink-mink

30 Agustus 2019   17:49 Diperbarui: 30 Agustus 2019   17:49 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dasar pembawa sial!"

"Mati saja kau!"

. Mereka melempariku dengan batu dan kotoran kerbau. Kudengar teriakan yang kian bergemuruh. Salah satu batu mengenai telingaku, membuat gemuruh tadi menjadi dengungan panjang. Kepala suku berdiri diatas altar, berancang-ancang untuk pidato.

"Saudara-saudaraku sekalian. Senasib dan sepenanggungan. Lihatlah betapa menyedihkannya si laknat ini. Sesalku tak tahu bahwa permintaan arwah leluhur untuk memperbesar organ intimnya dulu bukanlah suatu bencana. Mari kita serahkan kembali ia kepada arwah leluhur kita. Sudah sewajarnya ia menjadi tumbal."

Mendengar perkataanya membuatku sakit hati, sikap yang ditunjukan tak ubahnya seperti pemerintah yang mencemooh Mink Boy Lambodo dahulu. Kali ini kupejamkan mata bukan untuk kenikmatan. Ada Dewa Siwa muncul dalam bayang ketika kuminta ia untuk membinasakan suku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun