Di kalangan masyarakat urban, dan para pegiat lingkungan, Eco-Brick bukanlah sesuatu hal yang asing lagi. Sebuah penemuan mutakhir bagi penanggulangan sampah ini, memanfaatkan media botol bekas yang diisi hingga padat oleh plastik atau limbah tekstil tak terpakai. Nantinya, bisa dimanfaatkan untuk keperluan bangunan pengganti batu bata, atau dibuat menjadi meja, kursi dan lain sebagainya.
Jum'at 26 Juli 2019 KKN IAID (Institut Agama Islam Darussalam) Desa Panawangan mengadakan kerja bersama dengan PKK Dusun Lebak Jero  untuk membuat Eco-Brick.Â
Setiap yang berpartisipasi diwajibkan membawa minimal satu botol bekas berserta sampah plastik domestiknya masing-masing. Hal ini digagas oleh Lintang Krisna selaku sekertaris merangkap bidang sosial dan ekonomi.
"Harapan saya kedepannya, semoga bisa beralanjut sehingga menjadi kampung Eco-Brick pertama di Ciamis." Kata Lintang ketika diwawancarai.
"Selain bisa menanggulangi sampah, Eco-Brick juga mempunyai daya jual lumayan. Apalagi kalo sudah dikreaskan menjadi meja dan sebagainya." Sambungnya, yang juga merupakan Mahasiswa jurusan Ekonomi Syari'ah ini.
Galang selaku ketua kelompok KKN pun mempunyai pandangan yang serupa. Ia berpendapat dengan menanamkan prilaku ramah lingkungan sejak dini kepada masyarakat, akan menjadi kebiasaan yang tidak akan terlupakan bila pembangunan di desa ini semakin maju.
"Meskipun kegiatan ini hanya difokuskan di satu dusun dulu, semoga nantinya bisa disalurkan kepada yang lain, ketika kami sudah selesai KKN." Ujarnya.
"Apapun kegiatanya jika bernilai positif dan mengharap ridho Allah, silahkan saja laksanakan. Siapapun penggagasnya. Asal jangan seolah-olah menggurui yang sudah ahlinya, kan disini juga kita lagi belajar kepada masyarakat." pungkasnya ketika ditanya program apalagi kedepannya. (G.G)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H