Mungkin sebagian dari kita masih asing dengan istilah Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) lembaga ini adalah lembaga baru yang merupakan bentukan pemerintahan Jokowi - JK, merupakan lembaga setingan kementrian meliputi 16 sektor diantaranya bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.
BEKRAF sendiri diumumkan tanggal 26 Januari 2015 bersamaan dengan pelantikan Triawan Munaf (yang merupakan ayah dari Sherina Munaf) sebagai kepala BEKRAF. Semenjak pembentukan badang tersebut hingga kini yang kurang lebih sudah berlalu selama 10 bulan lamanya badan tersebut belum terdengar gebrakannya karena dikabarkan BEKRAF masih melengkapi struktur organisasi dan fundamental organisasinya.
Kita semua tentu berharap BEKRAF segera dapat mempercepat proses internal organisasinya agar segera dapat optimal megakselerasi pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia. Misalnya : website (saya blm menemukan adanya website resmi BEKRAF ini penting untuk mewadahi potensi EKRAF ), twitter :BekrafID, dan saluran komunikasi untuk pelaku industri kreatif yang di sediakan BEKRAF belum memadai. Saya termasuk orang yang sangat berharap BEKRAF berbuat banyak untuk dapat menjadi regulator dalam pertumbuhan EKRAF Indonesia. Harapan terhadap BEKRAF antara lain:
1. Bidang Musik membuat regulasi yang efektif untuk mengurangi pembajakan lagu secara digital dan mengedukasi masyarakat untuk menghargai karya musik yang original dan juga menfasilitai masyarakat agar bisa membeli karya musik digital dengan harga yang terjangkau.
2. Bidang Animasi, BEKRAF memfasilitasi animator Indonesia untuk membuat film animasi yang mempunyai kualitas dunia seperti film animasi "Disney dan Pixar" antara lain : Frozen, Finding Nemo, Up,. Kita semua tahu Indonesia kaya animator muda berbakat saya yakin kalau BEKRAF mampu memaksimalkan potensi yang ada hal itu tidak mustahil.
3. Seni Pertujukan, saya pribadi sudah tidak ingat kapan terakhir melihat karya seni pertunjukan seperti : Tari, Teater dan koser musik (terakhir saya ke Istora Senayan untuk melihat konser musik, sewaktu datang saya kaget dengan kondisi gedung pertunjukan Istora Senayan menurut saya kondisinya kurang layak, harusnya Indonesia mempunyai Gedung Pertunjukan yang memadai dan jumlahnya banyak).
4. Film Indonesia apa yang terlintas difikiran ada sewaktu memikirkan "Film Indonesia", bagi saya kadang masih ada stigma kalau film indonesia itu : filmnya ceritanya gitu-gitu aja, kwalitasnya gak jauh beda dengan film televisi, kebanyakan film horor (kebetulan saya pernah menonton sekali saya lupa judulnya yang saya ingat dari film itu hanya 3 kata, cewek seksi, jenglot dan mati), sehingga membuat saya berfikir "ah..rugi nonton film Indonesia malas, mendingan nonton film Holywood sekalian walaupun kadang tidak begitu suka ceritanya tetapi teknologinya keren apalagi film super heronya. Jadi menurut saya kalau BEKRAF ingin memperbanyak layar dengan berbagai pilihan kelas layar yang harus segera diperbaikai adalah produk film Indonesia itu sendiri.
5. Radio dan Televisi, tayangan televisi yang hanya mengejar rating sehingga kualitas tontonan tidak menjadi pertimbangan pengusaha pertelevisian. kita semua tahu Televisi punya pengaruh yang sangat besar untuk masyarakat yang belum punya pilihan tontonan selain tayangan televisi nasional. terlalu banyak acara gosip artis, banyak sekali acara yang hanya menjual kehidupan pribadi artisnya (padahal harusnya bukan konsumsi publik), bayak sinetron menanyakan adegan kekerasan.
kontrol tayangan seperti ini apakah nantinya dibawa BEKRAF saya kurang tahu, tapi siapapun pemegang regulasinya baik BEKRAF maupun KPI tolong kwalitas tanya televisi mendapat perhatian khusus jika tayangan televisi buruk dampaknya langsung terhadap masyarakat banyak secara langsung, jadi mohon hal ini mendapatkan perhatian khusus.
Semoga kedepannya program-program BEKRAF dapat segera langsung dirasakan baik pelaku dan penikmat Ekonomi Kreatif sehingga badan ini berfungsi maksimal seperti harapan kita semua.
Â