Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Anugerahaji
Muhammad Aditya Anugerahaji Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Olimpiade Berlin

27 Mei 2024   18:03 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seruan untuk boikot Olimpiade Berlin mulai berkembang di berbagai negara sebagai protes terhadap kebijakan diskriminatif rezim Nazi. Beberapa atlet, terutama dari Amerika Serikat, mengusulkan agar negara mereka tidak mengirim tim ke Berlin. Namun, proposal tersebut akhirnya ditolak, dan sebagian besar negara tetap berpartisipasi dalam Olimpiade tersebut.

Pembukaan yang Megah.
Pembukaan Olimpiade Berlin diadakan di Stadion Olimpiade yang megah pada tanggal 1 Agustus 1936. Acara tersebut dihadiri oleh Adolf Hitler, yang berusaha menciptakan kesan kuat tentang kekuatan dan kemegahan rezim Nazi di hadapan dunia. Pembukaan yang megah ini juga menjadi panggung bagi propaganda politik Nazi yang mencoba memanfaatkan Olimpiade untuk mempromosikan ideologi rasial mereka.

Jesse Owens dan Prestasi Atletik yang Mengesankan.
Salah satu momen paling berkesan dari Olimpiade Berlin adalah prestasi atlet Amerika Serikat, Jesse Owens. Owens, seorang atlet berkulit hitam, meraih empat medali emas dalam lari dan lompat. Prestasinya tidak hanya menciptakan sejarah olahraga, tetapi juga menunjukkan ketangguhan atlet Afrika-Amerika di tengah tekanan politik dan rasial yang kuat pada waktu itu.
Meskipun Owens menjadi bintang Olimpiade Berlin, rezim Nazi mencoba untuk menutupi prestasinya. Mereka merasa terganggu dengan keberhasilan seorang atlet berkulit hitam yang bertentangan dengan narasi tentang supremasi ras Arya yang mereka usung.

Penggunaan Olimpiade untuk Propaganda Nazi.
Salah satu aspek paling kontroversial dari Olimpiade Berlin adalah eksploitasi besar-besaran oleh rezim Nazi untuk propaganda politik mereka. Hitler dan rezimnya melihat Olimpiade ini sebagai kesempatan untuk mempromosikan ideologi rasial mereka kepada dunia. Mereka memanfaatkan acara ini untuk menyebarkan propaganda anti-Semit, meskipun secara terang-terangan mengurangi kampanye anti-Semit mereka selama peristiwa tersebut.

Penutupan dan Warisan.
Setelah dua minggu kompetisi yang penuh warna, Olimpiade Berlin 1936 ditutup dengan penampilan megah di Stadion Olimpiade. Meskipun diwarnai oleh propaganda Nazi dan kontroversi politik, Olimpiade Berlin juga mencatat prestasi olahraga yang luar biasa dan momen-momen yang memperkuat persaudaraan antarbangsa. Namun, warisan utamanya adalah kompleksitas moral dan politik yang terkait dengan penggunaan olahraga sebagai alat propaganda oleh rezim otoriter.

Olimpiade Berlin 1936 terus menjadi topik yang dipelajari dan diperdebatkan dalam sejarah modern, mengingatkan kita akan kekuatan olahraga sebagai sarana diplomasi, sementara juga memperingatkan akan risiko penggunaannya untuk kepentingan politik yang kurang baik.

Kesimpulan
Olimpiade Berlin 1936 adalah peristiwa yang mencatat sejarah dalam olahraga, diwarnai oleh prestasi atletik yang luar biasa dan kontroversi politik yang mendalam. Meskipun menjadi panggung untuk propaganda Nazi, Olimpiade ini juga menunjukkan kekuatan olahraga sebagai sarana untuk mempersatukan orang-orang dari berbagai latar belakang di tengah ketegangan politik dan rasial. Warisan Olimpiade Berlin terus menginspirasi kita untuk mengeksplorasi hubungan kompleks antara olahraga dan politik dalam sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun