Rigi-rigi pelangi membasahi jalanan liku
Menolak rindu sangka rancu...
Jaring laba-laba sangkut jelaga bentuk istana
Membakar pasrah dilaluinya asap, lalu meresap
Ketukan pintu tak digubris ia dobrak
Gugurkan lisan yang berarak menuju sangka
Hujan enggan turun, berkeras diri pada hitmanan mendung yang nyaman ia bendendang
Lalu terseok angin menuju selatan ia bergeming
Guruh mendengkur
Dibawahnya langit yang berujar diri memaknai hari
Melihat gundukan kosong tak bertuan ia berkata ; itukah yang dinamai sepi?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!