Mohon tunggu...
Ewia Putri
Ewia Putri Mohon Tunggu... Penulis - seorang aktivis kemanusiaan konsen terahadap persoalan ekonomi, perempuan dan kemanusiaan

saya merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, saya tamatan s2 magister ilmu ekonomi di universitas jambi, sekarang sedang senang2 menjadi pengamat dan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencoba Tak Berisik

30 Agustus 2024   20:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   20:59 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zen Buddhisme mengajarkan bahwa dalam keheningan, kita menemukan kehadiran yang paling nyata dari diri kita sendiri, sebuah keberadaan yang tidak terdistorsi oleh kebisingan dunia. Dalam diam, kita belajar untuk lebih memahami, lebih mencintai, dan lebih menghargai hidup ini.

Mungkin, sudah saatnya kita, sebagai manusia, belajar untuk lebih sering diam dan tidak terlalu berisik, terutama dalam setiap postingan kita di dunia digital. Kadang-kadang, diam adalah bentuk cinta yang paling tulus, bentuk kebijaksanaan yang paling dalam, dan bentuk keberanian yang paling besar. 

Bicaralah secukupnya, karena kebijaksanaan sejati sering kali ditemukan dalam keheningan, dan kadang-kadang, ketenangan itu sendiri adalah jawaban atas semua kebisingan yang ada di dunia ini.

Keheningan bukan hanya tentang tidak berbicara; ia adalah tentang menciptakan ruang bagi apa yang benar-benar penting. Ketika kita berhenti sejenak dan membiarkan diri kita tenggelam dalam diam, kita mulai menyadari bahwa hidup ini adalah lebih dari sekadar suara yang kita hasilkan. 

Dalam diam, kita menemukan kedalaman cinta, kebijaksanaan, dan kebenaran yang sejati---hal-hal yang tidak bisa dijangkau oleh suara, tetapi hanya bisa dirasakan dalam hati yang tenang. Mari kita belajar untuk mendengarkan keheningan, untuk merasakan kekuatan yang terkandung di dalamnya, dan untuk tidak terlalu berisik dalam perjalanan kita di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun