Tetapi yang menarik bagi saya adalah Reuni membawa Kisah Cinta Lama Bersemi kembali, sedikit lucu, tetapi memalukan untuk didengar! Timbul sebuah petanyaan dalam benak saya adalah "Sebegitu Rapuhkan Prasaan Anda Hingga tak Mampu menahannya? Atau anda sendiri belum selesai dengan diri anda sendri? Atau ada Alasan Lain? Â
Memang akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa perselingkuhan dan perceraian terjadi akibat Reunian, dan tidak sedikit pula Anak menjadi korbanya. saya pun heran, Setelah Pandemi Covid-19 dinyatakan selesai, eehh datang lagi Virus Pandemi Perselingkuhan dan Perceraian.... Uhhhh ...
Dalam diri pribadi manusia, kita memiliki pikiran dan kesadaran diri, dua hal itulah yang akan mampu mengontrol prilaku kita dalam berinteraksi dengan siapapun, ketika kita sadar bahwa kita memiliki Keluarga, tentu prilaku-prilaku yang menyimpang akan mampu dihindari. Lalu dengan fikiran kita dapat berfikir, jika nafsu prasaan kita ikuti, maka akan dapat menimbulkan Mala Petaka terhadap Keluarga kita sendiri. karena pada dasarnya Penghianatan duri dalam suatu hubungan!
Jika kita perhatikan fenomena saat ini, bahwa Reunian menajdi Pemicu  Perselingkuhan/Perceraian dan Ajang menujukkan tingkat hedonis. Tentu hal ini banyak menimbulkan efek Negatif bagi mereka yang Reunian. Dalam  hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318).
Jadi hal-hal yang sekiranya lebih besar Mudharat dari pada Manfaat sebaiknya dihinda agar tidak terjadi Malapetakan dalam Hubungan keluarga. Jika terjadi Maka ANAKlah yang Akan menajdi Korban Atas prilaku Orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H