Mohon tunggu...
Evy Sofiawaty
Evy Sofiawaty Mohon Tunggu... Lainnya - Be Happy

Smile for better day

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Koperasi Bank Sampah Warga Cemara

19 Agustus 2021   20:25 Diperbarui: 19 Agustus 2021   20:30 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Ketua Bank Sampah di wilayah RW 01 Pamulang Barat, saya juga memikirkan bagaimana cara supaya Bank Sampah yang saya dirikan tetap bisa menjadi wadah terkumpulnya sampah terpilah. Diperlukan semangat yang luar biasa bagi seseorang untuk terus mau mengumpulkan, memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah. Hal ini karena nilai rupiah sampah yang tidak seberapa, sehingga saya dan penggurus bank sampah harus terus mengingatkan dan mengajak warga untuk peduli pada keberadaan Bank Sampah Berlian sebagai penjaga kebersihan lingkungan.

Suatu ketika saya menemukan bahwa apa yang saya kuatirkan terjadi. Minat warga dalam mengumpulkan dan menyetor sampah ke bank sampah turun dan pada waktu itu, banyak nasabah yang mengeluh tentang banyaknya rentenir (bank keliling) yang berkeliaran di kampung yang menawarkan pinjaman dengan pembayaran harian. Ternyata ada nasabah menyadari bahwa meminjam uang pada bank keliling menambah beban bagi peminjamnya. Kemudian nasabah bertanya apakah Bank Sampah Berlian, apakah bisa memberikan pinjaman untuk menghindari bank keliling. Maka kami berembuk untuk mencari solusi yang terbaik hingga akhirnya sepakat untuk mendirikan koperasi.

Dengan modal awal yang kami pinjam dari dana Bank Sampah Berlian yang mengendap. Pendirian koperasi kami, didukung penuh oleh Dinkop dengan dipermudahnya urusan perijinan yang bahkan tidak berbayar. Karena koperasi ini kepanjangan tangan dari bank sampah, maka para nasabah bisa langsung membayar iuran pokok dan wajibnya dengan memotong langsung dari tabungan bank sampah-nya.  

Koperasi kami memang tidak seperti koperasi-koperasi yang lain, karena tujuan kami hanya mengatasi sampah dan berusaha menghindarkan orang-orang di lingkungan kami khususnya nasabah bank sampah agar tidak terlibat dengan rentenir (bank keliling). Modal awal kami juga tidak besar, selain dari setoran pokok dari nasabah, juga mendapatkannya dari dana nasabah yang tersimpan di Bank Sampah Berlian. 

Dari aset saat pendirian hanya 5 juta maka saat ini aset kami baru sekitar 60 jutaan. Hal ini karena kami tidak menerapkan sistem bunga. Jika ada nasabah meminjam, cukup membayar infaq saja kepada koprasi. Kami juga melaksanakan penjualan sembako dengan mengambil keuntungan hanya sekedarnya.

Koperasi Warga Cemara Sejahtera bekerjasama dengan Toko Tani Indonesia dalam pendistribusian beras murah, yang langsung dibeli dari petani dan kami jual untuk nasabah koperasi, juga nasabah bank sampah yang menjadi rekanan kami. Alhamdulillah, beras murah yang kami distribusikan mencapai 11 ton. Setelah koperasi sekian lama berjalan, hasilnya selain pembagian SHU, kami juga bisa mengajak nasabah koperasi jalan-jalan secara gratis ke kota Bandung.

Koperasi kami juga bekerjasama dengan KWT untuk membeli produk KWT saat panen, seperti bawang merah dan cabe merah, yang pada waktu itu harganya sedang melonjak. Kami juga bekerjasama sama dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk membeli sayuran yang sedang langka di pasaran dengan harga bazar.

Pada awal pandemi memang menjadikan situasi agak sulit, tapi kami masih bisa memberikan sembako untuk para nasabah agar sedikit terhibur. Dan pada tahun kedua pandemi ini memang keadaan semakin sulit, maka kami memberi kebijakan untuk para nasabah yang lebih dari 5 tahun bisa mengambil iuran wajibnya sebanyak 50% dengan persyaratan tidak mempunyai tunggakan. 

Keputusan ini kami ambil agar para nasabah sedikit terbantu untuk penambahan uang belanjanya dan kami penggurus terbantu dengan banyaknya nasabah yang termotivasi untuk membayar tunggakannya. Pada masa pandemi ini koperasi kami juga tidak bisa menjual beras, karena bersaing dengan pemberian bantuan bahan pokok dari pemerintah untuk rakyat yang terdampak covid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun