Mohon tunggu...
Evy Sofia
Evy Sofia Mohon Tunggu... -

seorang manusia biasa yang masih butuh banyak belajar dan ingin dapat berbagi ilmu bagi sesama... \r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengan Cara Ini, Anak pun Bisa Belajar Bahasa Inggris dengan Asyik

24 Mei 2016   09:34 Diperbarui: 24 Mei 2016   09:55 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
learning is fun (sumber:pendidikankarakter.com)

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memegang peranan penting dalam komunikasi antar individu di berbagai belahan dunia. Bahasa Inggris selayaknya dikuasai dengan baik untuk mempermudah akses informasi. Pada kenyataannya sebagai bahasa asing (non mother tongue), Bahasa Inggris dirasakan sulit bagi beberapa orang. Tak heran jika sampai dewasa pun ada orang yang kesulitan mempelajarinya.

Penguasaan bahasa asing tak terlepas dari masalah pembiasaan. Semakin awal anak dikenalkan dengan bahasa asing, semakin besar kemungkinan untuk menguasainya lebih baik. Riset yang dilakukan oleh Joy Hirsch (1997) dari dua lembaga di AS- Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering dan Fakultas Kedokteran Universitas Cornell di New York- meneguhkan pendapat bahwa anak-anak akan lebih cepat mempelajari bahasa asing dibandingkan dengan orang dewasa. Ada tempat khusus di otak anak-anak yang memberi kemudahan. Anak memproses semua bahasa yang didapat pada satu kawasan kecil di otak, sementara orang dewasa yang belajar bahasa asing harus berusaha keras “membuka” satu tempat penyimpanan baru di otak.

Meskipun anak pembelajar yang hebat, namun kehebatan itu bisa hilang bila pendekatan yang dilakukan keliru. Selama ini banyak guru yang menggunakan metode hafalan dalam memberikan materi Bahasa Inggris. Hal ini kurang sesuai dengan karakteristik anak yang aktif, cepat bosan, imajinatif, dan pendek daya konsentrasinya. Akibatnya anak tidak merasa senang dalam belajar. Perasaan tidak senang ini dapat terbawa sampai si anak dewasa dan memiliki persepsi bahwa Bahasa Inggris itu tidak menyenangkan untuk dipelajari.

Guru perlu menerapkan pendekatan modern dalam pembelajara Bahasa Inggris untuk anak, yang bercirikan:

 1). Kegiatannya menyenangkan dan mengurangi stres dalam belajar, 

2). Mempercepat penguasaan Bahasa Inggris, 

3). Memberikan hasil yang dapat diingat dalam jangka panjang.

Total Physical Response (TPR) adalah salah satu bentuk pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris yang mudah dan menyenangkan. Menurut Asher pendekatan ini memperkenalkan Bahasa Inggris melalui penggunaan kalimat perintah dan meminta anak mendemonstrasikan pemahamannya melalui respon tindakan. Jadi pembelajaran dengan pendekatan TPR memungkinkan anak bermain dan bergerak bebas yang tentu saja menyenangkan.

Dalam Total Physical Response (TPR) guru menjadi semacam sutradara yang mengarahkan anak melalui berbagai pertunjukkan gerak dalam situasi bermain yang menyenangkan. Kemudian anak pun mulai mendapatkan pemahaman mendalam terhadap Bahasa Inggris. Setelah anak mulai mendapatkan pemahaman terhadap Bahasa Inggris dengan cara mendengarkan dan memperagakan, perlahan-lahan anak mulai masuk pada tahap selanjutnya yaitu berbicara.

Beberapa jenis pendekatan Total Physical Response yang dapat diaplikasikan oleh guru di dalam kelas adalah sebagai berikut:

1). Total Physical Response – Body (TPR-B)

Pendekatan ini mencakup segala hal yang dapat dilakukan dengan seluruh tubuh sebagai respon terhadap perintah, seperti: sit down, stand up, walk, run, jump, squat, sleep. Pendekatan ini ideal dilaksanakan di dalam sebuah ruang yang cukup luas sehingga anak dapat bergerak dengan leluasa mengikuti perintah yang diberikan guru.

2). Total Physical Response – Object (TPR-O)

Pendekatan ini memerlukan berbagai benda sebagai objek yang akan dipelajari. Sebagai contoh sederhana guru dapat memakai sebuah meja yang di atasnya telah diletakkan berbagai macam buah-buahan kemudian memberikan perintah pada anak, “give me apple”, “show me orange”, smell the guava.”

3). Total Physical Response – Picture (TPR-P)

Pendekatan ini memerlukan gambar sebagai sarana pembelajaran. Guru mengeksplorasi gambar misalnya dengan cara menanyakan, “Where is the boy? Point to the boy!” kemudian anak merespon dengan menunjuk gambar “boy”.

4). Total Physical Response – Stories (TPR-S)

Pendekatan ini melibatkan guru dan anak untuk memerankan sebuah cerita sederhana sebagai sarana untuk memahami cerita dan menginternalisasi kosakata, misalnya guru dan anak berperan dalam dongeng bajak laut. Anak diminta menjadi bajak laut yang bergerak sesuai dengan instruksi guru, misalnya: “Pirate, jump! atau Pirate, run!”

Setelah anak belajar mendengarkan, guru dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bergiliran memimpin pembelajaran. Hal ini bermanfaat untuk melatih kepercayaan diri anak dalam berbicara. Secara bergiliran anak mendapatkan peran sebagai pemberi perintah sederhana yang direspon oleh teman-temannya. Respon yang baik dan pemberian pujian oleh guru akan menjadi reinforcement positif yang membuat anak semakin cepat menguasai kemampuan berbicara. Selain itu kombinasi antara ucapan dan gerakan bermanfaat untuk memperkuat memori anak sehingga kosakata yang didapatkan tidak mudah untuk dilupakan.

Selamat bersenang-senang dengan Bahasa Inggris....

Diambil dari Naskah Lomba Penelitian Tindakan Kelas Forum Ilmiah Guru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 "Peningkatan Penguasaan Bahasa Inggris Anak Usia Pra-sekolah Melalui Pendekatan TPR" oleh Evy Sofia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun