Mohon tunggu...
Evy Sofia
Evy Sofia Mohon Tunggu... -

seorang manusia biasa yang masih butuh banyak belajar dan ingin dapat berbagi ilmu bagi sesama... \r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Aman Tabunganku, Nyaman Masa Depanku

30 April 2016   11:55 Diperbarui: 8 Mei 2016   16:54 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

www.syariahindonesia.com

Sejak awal bekerja di tahun 2004 saya ingin sekali bisa mengatur uang dengan baik. Walaupun saat menjadi anak kos di Jogja saya juga biasa mengatur uang kiriman dari orang tua, namun memanajemen uang hasil jerih payah sendiri tentu berbeda rasanya. Bila sebelumnya mengeluarkan sejumlah uang terasa begitu mudah, kini rasanya sayang menghamburkan uang hasil kerja sebulan untuk hal-hal yang tidak penting.

Modal pengetahuan yang minim tentang pengaturan keuangan membuat saya rajin belajar secara otodidak. Berburu buku tentang seri perencanaan keuangan pun menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan. Asal tulisan di buku tersebut mudah dicerna, maka tak ragu saya mengangkutnya ke rak perpustakaan pribadi di rumah. Tak kurang dari karya Safir Senduk, Ahmad Ghozali, Pietra Sarosa, Robert T. Kiyosaki, sampai Mike Rini pun menjadi koleksi yang saya baca dengan tuntas.

Semua buku perencanaan keuangan mengupas perlunya memiliki manajemen keuangan secara cerdas. Pertimbangannya adalah sebagai berikut:

1. Masa depan tidak dapat diprediksi. Kejadian di luar kehendak manusia dapat terjadi kapan saja, seperti kematian, bencana alam, kecelakaan, PHK, kebangkrutan, dan lain sebagainya. Kematian, kecelakaan, dan PHK berarti hilangnya sumber pendapatan yang dapat berakibat pada ketidakseimbangan cashflow pribadi atau keluarga.

2. Angka inflasi yang semakin meningkat. Dari tahun ke tahun angka inflasi menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan. Dibandingkan dengan negara lain tingkat inflasi Indonesia lebih tinggi daripada negara berkembang lainnya. Pada periode tahun 2005-2014 negara berkembang lain memiliki tingkat inflasi 3-5%, sedangkan Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi 8,5% di periode waktu yang sama. Angka inflasi yang semakin meningkat ini akan menggerus nilai rupiah menjadi semakin rendah dari tahun ke tahun dan berimbas pula pada daya beli masyarakat.

Dua kejadian tersebut di atas apabila tidak diantisipasi dengan baik tentunya dapat menimbulkan kesulitan di masa yang akan datang. Dari referensi yang saya baca, para pakar perencanaan keuangan menyatakan pentingnya orang memiliki proteksi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak dapat diprediksi, memiliki investasi yang semakin berkembang nilainya, dan memiliki tabungan dalam berbagai bentuknya.

Menabung barangkali merupakan cara mengatur keuangan yang paling banyak dilakukan. Alasan yang mendasarinya adalah menabung relatif mudah dan fleksibel jika dibandingkan dengan bentuk pengaturan keuangan yang lain seperti asuransi dan investasi. Sejak kecil kita pun sudah diperkenalkan pada tabungan sederhana, misalnya menabung di celengan, baik yang berupa uang recehan maupun uang kertas.

Alasan lainnya adalah memiliki tabungan dapat memberikan jaminan rasa aman di masa depan kepada pemiliknya. Rasa aman sendiri merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan memiliki rasa aman ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan kebutuhan fisik manusia, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

Abraham Maslow, seorang ahli psikologi aliran humanistik, menggambarkannya dengan jelas dalam teori hierarki kebutuhan. Pada level terbawah piramida kebutuhan manusia adalah kebutuhan fisik, diikuti dengan kebutuhan rasa aman (keamanan dan perlindungan), diikuti dengan kebutuhan sosial (kebutuhan untuk diterima dan dicintai), disusul dengan kebutuhan penghargaan (harga diri, status, dan pengakuan), serta di bagian puncak piramida adalah kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan potensi diri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun