Mohon tunggu...
Evy Fitria
Evy Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Hobi saya membaca dan belajar. Ingin terus belajar hingga akhir hayat. S1 di Universitas Mataram, S2 di Universitas Pendidikan Ganesha. Doakan saya untuk lanjut S3. Mengajar adalah profesi saya dan sebagai ladang pahala buat orangtua saya.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Kehidupan setelah Menikah (Part 6)

16 Agustus 2024   08:32 Diperbarui: 16 Agustus 2024   08:34 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Dirumah Via

"Bagaimana bapak Setyanyo, selaku wali nikah" Tanya seorang lelaki yang berasal dari dusun Gading. "Aku akan melaksanakan kewajibanku terhadap anakku" Jawab bapak Setyanto. Semua orang disana tersenyum.  Para laki-laki yang datang dari dusun Gading melihat dengan seksama kebaikan dari bapak Setyanto dan jamuan yang dihidangkan oleh bu Ernia dan keluarga. "Keluarga Via adalah keluarga yang sangat baik" Bisik seorang warga gading pada temannya. 

............

Hari pernikahan Via dan Azam pun di gelar dengan sangat sederhana. Ibu Azam menangis histeris melihat pernikahan anaknya yang dulu dibayangkan akan sangat meriah. Namun karena musibah virus negara yang sudah merajalela, membuat pernikahan Azam dan Via dilaksanakan dengan diam-diam, tidak boleh ada keramaian dan harus menggunakan masker. Sepi, seperti tidak ada pernikahan. Ibu Azam sangat menyayangkan hal itu. 

Bagaimana mungkin anak Azam, anak laki-laki ku satu-satunya menikah dengan situasi seperti ini. Begitupun dengan Via, ia hanya diam seribu bahasa. Berbeda dengan Azam, bibir merahnya senyum merekah, karena sebentar lagi wanita yang ia cintai akan menjadi miliknya. Gemetar namun Azam coba menenangkan dirinya. 

.............

Bapak Setyanto maju beberapa langkah lalu duduk di depan azam, begitupun dengan Azam. Azam menghadap bapak setyanto lalu bersalaman.

"Saya Terima Nikahnya Viana Saleha binti Setyanto dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Sah"

."Saaaaah"

Alhamdulillah..............

Dengan lantang Azam mengucapkan kalimat sakral tersebut. Tidak ada nasihat pernikahan, tidak boleh ada keramaian, semua orang harus menggunakan masker dan harus segera pergi meninggalkan acara tersebut.

Hanya ada doa pernikahan dan ditutup dengan salam.

"Silahkan pengantin berdiri lalu bersalaman akan ada sesi foto" Ucap ketua dusun Gading sebagai MC.

"Hiks, Hiks" Air mata Via tidak bisa berhenti mengalir. Entah apa yang ada dalam pikirannya........

"Kenapa anakku menangis" Gumam pak Setyanto dalam hati.

Via sangat rindu ayah, ibu dan seluruh keluarga di rumahnya. 

....................

"Via............." panggil Azam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun