Nida merupakan teman kelas Via waktu SMA, 3 tahun mereka selalu sekelas bareng walaupun pemilihan kelas selalu di rolling, tergantung nilai dan rangking, namun Via dan Nida selalu dalam 1 kelas yang sama yakni IPA 1. Nida juga merupakan salah satu keponakan Azam dari kakak ter tua nya.Â
Suara telpon berdering.......
"Assalamualaikum, ini benar nomor nak Azam?" Tanya bu Ernia. 2 hari sebelum Via meninggalkan rumah, Azam sempat datang ke rumah Via untuk silaturrahmi bertemu ibu Via dan bapak Via. Ibu Via sempat meminta nomor Azam.Â
"Waalaikumussalam, Inggih benar ma, ini azam" Jawabnya penuh hormat. "Apakah Via ada bersamamu?"
"Inggih ma, Via bersamaku".............
Sebenarnya, Ibu Ernia sudah setuju dengan hubungan mereka, melihat kebaikan dan kesetiaan Azam, tutur kata yang halus bak kain sutera, bertanggung jawab, dan ibu Ernia tau Azam sangat menyayangi Via. Namun, ketakutan bu Ernia yang sudah merasakan susahya hidup dalam menjalin rumah tangga, membuatnya takut anaknya akan merasakan hal yang serupa. Mulai dari godaan Ipar, perlakuan mertua dan kebutuhan ekonomi yang kadang membuatnya tertekan. Â
..........Â
Azan sudah berkumandang, sejak tadi malam Via tidak bisa tenang, Via selalu memikirkan apa kata orang tentang nya, betapa bahagia manusia manusia yang iri kepadanya. "Mereka pasti senang, aku meninggalkan rumah dan menikah dengan cara seperti ini" gumamnya dalam hati.Â
Sejak dulu, Via tidak pernah membayangkan nasibnya seperti ini, dalam hayalannya adalah ia menikah dengan cara dilamar, keluarga besar dari pihak laki-laki  datang untuk melamar si wanitanya. Setelah kedua keluarga sepakat baru dilangsungkan ke jenjang pernikahan. Bukan menikah diam-diam seperti ini.Â
"hhh, ini sudah nasib yang harus aku jalani, aku tidak mungkin meminta pulang"
Apalagi setelah melihat keluarga besar Azam sangat bahagia dengan kedatangan nya, Via sosok wanita idaman Azam. Terutama Ibu Hj. Suriyanti dan Bapak H. Zainudin, orangtua Azam. Orangtua Azam memang sudah meminta puluhan kali kepada Azam untuk segera menikah. Melihat usia mereka yang sudah mulai menua, mereka ingin sekali melihat anak kesayangan mereka segera menikah. Namun Azam menunda sebentar supaya rumah barunya di selesaikan terlebih dahulu supaya bisa ditempatkan oleh Via dan dirinya.Â