Mohon tunggu...
Evyfany Manalu
Evyfany Manalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswi Hubungan Internasional UPNVY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Hubungan Rusia-Kazakhstan

9 Oktober 2022   22:31 Diperbarui: 9 Oktober 2022   22:40 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Runtuhnya Uni Soviet menjadi sebuah awal kebangkitan bagi negara-negara bekas Uni Soviet, tidak terkecuali bagi negara Kazakhstan. Kazakhstan merupakan salah satu negara di asia tengah yang dikenal sebagai sekutu terdekat Rusia setelah Belarus. Kazakhstan merupakan negara yang terletak diantara Rusia dan China. Sebagai negara bekas Uni soviet, Kazakhstan selalu berpartisipasi dalam semua proyek integrasi Rusia, termasuk Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), di mana Kazakhstan bekerja sama dengan Rusia di bidang pertahanan. Hubungan yang terjalin antara Rusia-Kazakhstan berjalan dengan baik hal ini terlihat dari adanya kerjasama kedua negara dalam proyek CPC atau (Caspian Pipeline Consorsium). Dibangun pada tahun 2001, CPC adalah saluran pipa internasional semi-swasta, yang membentang dari wilayah Kaspia Kazakhstan ke pelabuhan Novorossiysk Rusia di Laut Hitam. Struktur perusahaannya terbagi antara dua perusahaan, yakni satu Kazakhstan dan satu Rusia.

Kazakhstan dan Rusia juga menjalin kerjasama dalam Eurasian Economic Union (EAEU) atau dikenal sebagai Persatuan Ekonomi Eurasia, yang juga ditandatangai oleh negara Belarus. Integrasi yang mencakup penciptaan pasar bersama tanpa hambatan internal. Ini mencakup penghapusan hambatan non-tarif dan pembentukan pasar bersama di bidang energi, industri, dan pertanian, serta harmonisasi berbagai kebijakan dalam negeri. Pembentukan perjanjian EAEU ini merupakan akibat dari melemahnya ekonomi negara Rusia dan Asia Tengah pada tahun 1990 dan menghadapi penurunan PDB.  Melalui jalianan hubungan kerjasama Rusia dan Kazakhstan perlahan naik dalam pertubuhan ekonomi negara. Namun hubungan yang dijalin oleh Kazakhstan dan Rusia menjadi sebuah sorotan akan keberlanjutan hubungan harmonis yang selama ini telah berjalan. Hal ini terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh negara Kazakhstan pada saat terjadinya invansi Rusia ke Ukraina. Khazhastan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan mempertahankan kontak dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta pernyataan Presiden Kazakhstan pada sebuah Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF). Dalam pernyataan tersebut disampaikan bahwa PBB adalah dasar hukum internasional, bahkan jika dua prinsipnya bertentangan: hak negara atas integritas teritorial dan hak negara untuk menentukan nasib sendiri. Pernyataan yang disampaikan oleh presiden Kazakhstan menunjukkan anomali hukum dengan PBB yang saat itu tidak menguntungkan bagi negara Rusia. Bagaimana perdamaian dipulihkan ke Khzastan dan militer Rusia meninggalkan negara Kazakhstan setelah membantu memperkuat keamanan internal Kazakhstan sendiri, pada bulan Februari sebagai bentuk realisasi dari perjanjian keamanan kolektif CSTO.

Jauh dari situasi yang terjadi di Ukraina, investasi Rusia ke Kazakhstan telah mencapai US$17 milliar sementara perdagangan bilateral naik hampir 30% dari angka tahun 2021. Perdagangan bilateral Khazstan dan Rusia mencapai US$25 milliar pada tahun 2021 dan telah melampaui US$12 milliar pada tiga bulan pertama di tahun 2022. Rusia tentu memiliki berbagai cara untuk mengingatkan Kazakhstan tentang harga yang harus dibayarnya untuk memburuknya hubungan. Hal ini bisa memotong sumber pendapatan utama Kazakhstan: ekspor minyaknya yang menguntungkan. Sektor minyak dan gas menyumbang lebih dari 40 persen pendapatan negara Kazakh, dan 80 persen ekspor minyaknya melewati wilayah Rusia melalui Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), di mana Rusia adalah pemangku kepentingan terbesar (31 persen). Ada kemungkinan rute ekspor lain---melalui pelabuhan di Baku, melalui pipa ke China, atau dengan kereta api ke Uzbekistan---tetapi tidak dapat menandingi BPK dalam hal volume, harga, atau kecepatan pengiriman.

Dengan memotong sumber pendapatan utama bagi Kazakhstan, Moskow juga dapat menekan pelanggan utama negara Asia Tengah, Uni Eropa, yang menunjukkan bahwa penolakan terhadap minyak Rusia akan mengakibatkan kerugian tambahan bagi Uni Eropa hingga lebih dari satu juta barel minyak Kazakhstan sehari. Ada kemungkinan bahwa ini adalah ancaman terselubung yang dikirim ketika Rusia dua kali, pada pertengahan Juni dan awal Juli, menghentikan operasi CPC, dengan alasan masalah teknis. Kedua insiden tersebut mengikuti pernyataan dari presiden Kazakhstan yang tidak akan banyak membantu Moskow, satu tentang niat Kazakhstan untuk mematuhi sanksi anti-Rusia, dan yang lainnya tentang kesiapan negara itu untuk membantu menstabilkan situasi di pasar energi Eropa. Kedua penghentian itu berumur pendek, tetapi bisa menyebabkan keadaan darurat bagi perusahaan Kazakhstan dengan siklus produksi berkelanjutan.

Selain itu ekspor minyak bukan hanya satu-satunya titik tekanan yang dapat diberikan oleh Rusai bagi Kazakhstan yang dapat dieksploitasi. Khazakhstan sendiri sangat bergantung pada impor bahan makanan dari Rusia terutama minyak goreng, gula, dan susu. Sebagai sumber utama petrokimia, besi, dan pupuk untuk Kazakhstan, serta suku cadang mobil yang diimpor. Rusia secara keseluruhan menyumbang seperlima dari total perdagangan eksternal Kazakhstan, sementara lebih dari setengah arus kargo Kazakhstan melewati Rusia. Rute alternatif ke Eropa melalui Kaukasus Selatan, ke selatan melalui Uzbekistan dan Turkmenistan, atau dengan kereta api ke Cina yang jauh lebih mahal.

Faktanya, Rusia dan Kazakhstan sedang mengerjakan proyek infrastruktu yang signifikan, hal ini tidak terkecuali pada proyek Pelabuhan Irtysh Rover yang diusulkan dengan potensi untuk membantu memfasilitasi perdagangan Rusia, Kazakhstan dan China, tetapi juga menawarkan rute ke samudra Artik dan jalur laut utara kepada Kazakhstan. Selain laut Kaspia, Kazakhstan sebenarnya terkurung daratan dan akan sangat strategis melalui Rute pelabuhan. Seiring berjalannya waktu, Rusia dan Kazakhstan akan menjadi semakin berbeda. Kazakhstan yang sedang berusaha mencari jalannya sendiri dengan kepemimpinan baru, ekonomi pasar yang lebih bebas, dan tidak adanya permusuhan dengan Barat, berakibat menciptakan sumber ketegangan baru di antara Rusia dan Kazakhstan. Akibatnya, terdapat keraguan serius bagi Rusia dengan beragam persenjataannya untuk menekan Kazakhstan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun