Andai kata air matamu bisa kusulap menjadi mutiara,maka mutiara tersebut kan kujadikan kenangan dalam hidupku. Kelak bila engkau sudah tiada. Mutiara tersebut yang menjadi kekuatan untukku agar aku selalu mengingatmu dan mendo'akanmu semoga Allah selalu mendamaikan hidupmu, dan menjagamu.
Andai air matamu juga adalah air yang suci, maka kan kujadikan sebagai air wudhu untuk sholatku.
Tapi kebesaran hanyalah milik Allah. Sehingga ku takkan pernah mampu mengubah air mata menjadi mutiara dan air yang suci. Namun semua itu tanpa pamrih kau berikan tulus cintamu untukku.
Selalu ku berdo'a dan berharap lewat tangan ini, lewat keringat inilah suatu hari nanti aku bisa membalas pengorbananmu walau takkan sepenuhnya bisa tergantikan.
“ Ibu adalah kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia, dan ibuku merupakan sebutan terindah kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar kedalam jiwa.”
“Ibu adalah segalanya, ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita dikala nista, ibu adalah air mata cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapapun yang kehilangan ibunya, maka ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkahinya”.
-Kahlil Gibran-
Ibu.....Air matamu bagai mutiara yang menjadi kekuatan untukku agar selalu tegar dan tetap bertahan bila topan sekalipun menyapa senyummu yang seketika hancur bagai karang yang diterjang ombak dilautan maka akan kukembalikan lagi senyumanmu itu,takkan pernah aku rela dan tega membiarkan wajah cantikmu redup karena air mata. air matamu yang mengajarkanku kelak aku akan menjadi seorang ibu sepertimu.
Ibu....
Engkau menangis
Menangis dibalik senyummu
Menangis dalam dzikir mu
Menangis dalam sholatmu. Sepanjang hari selalu kau curahkan cerita sedih mu pada Allah.