Pernahkah kaurasa panas sehangat cemburu meraja di dada?
Aku pernah!
Dulu
Kala dia masih ada di sisiku
Kala segala keluh kesah mengalir tanpa batas waktu
Serasa hanya dia yang mampu membelah kerasnya hati dan dinginnya ras
Namun, sayangnya semua berlalu
Seiring api cemburu itu menguap kala pagi hadirkan mentari
Aahh ....
Namun, sayangnya panas mentari tak jua mampu mengusir rasa itu di bilik kalbuÂ
Malah semakin menyesap di aliran darah dan mengakar di relung jiwa
Akankah aku cemburu pada apa yang tak terlihat dan tak terjamah?
Akankah kebodohan ini masih terus berlanjut dan menyisakan kedunguan yang hakiki?
Rinduku rupanya tak lekang oleh mentari. Pun tak terkikis oleh derasnya terpaan ombak laut selatan
Rupanya aku masih terpaku di bebatuan karang yang makin tergerus gelombang
Masih menunggu sapa lembut nan mendewasa itu
Rinduku pun cemburu masih ada di siniÂ
Di batas waktu yang tak akan lekang oleh usia pun panas mentariÂ
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H