Kala malam seperti ini, suara yang terdengar hanyalah bisik malam yang semakin membuai indra penglihatan, mengajak terlelap hingga meleburkan segala rasa di hati,  pun termasuk rindu yang sekadar singgah menyapa alam mayapada  di ujung singgasana hati.
Dulu, kala malam semakin larut, rindu terbahasakan melalui percakapan dan gelak tawa serta  cemburu yang mengintip di balik setiap ujaran kalimat. Bagaimana rindu menyusup begitu melenakan hingga setiap malam hanya menanti sapa manja darinya, "iya, sayang."
Dulu, membahasakan rindu terasa sangatlah sederhana. Hanya melalui denting puisi yang tergores di dunia maya, sudahlah cukup terasa mendebarkan hati. Saling berbalas kata, mengelabui massa dengan indahnya tipuan rasa.Â
Cukup rindu ini kubahasakan berdua, tak usah ada yang tahu apalagi hendak  mengusik kerinduanku pada dia yang semakin jauh di mata, tetapi sayangnya selalu ada di hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI