Mohon tunggu...
Evelyn Asrila Sare
Evelyn Asrila Sare Mohon Tunggu... Lainnya - Bunda Ev

Saya adalah seorang 'guru' bagi anak-anak dengan ruang kelas tanpa sekat. Bersama berproses dan kami menemukan kebahagiaan dalam tiap hal yang kami pelajari. Saya belumlah seorang penulis namun terus berjuang untuk menulis. Bukan bertujuan untuk menjadi seorang penulis namun saya berharap ada jejak kebaikkan yang bisa saya bagi untuk orang-orang yang membaca tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Diam

17 Agustus 2021   08:26 Diperbarui: 15 November 2022   04:52 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Yoann Boyer via https://unsplash.com dalam https://www.hipwee.com

"Udara memang sedang dingin pagi ini. Tanganmu dingin sekali. Aku sampai berpikir, kau baru saja keluar dari lemari es." Dia terkekeh seperti biasa dan seperti biasa pula spontan mengatakan semuanya.

"Eh, ayo duduk. Kamu pasti punya alasan untuk menemuiku kan?" katanya sambil mengarahkanku untuk duduk di sebuah bangku di depan ruang kerjanya.

Kami berdua duduk bersama. Dekat sekali. Aku rasanya tak mampu bernafas. Lalu mulai mengingat-ingat apakah tadi aku memakai parfum? Apakah parfumku terlalu banyak? Apakah tadi setelah sarapan aku sudah gosok kembali gigiku? Apakah bajuku rapih? Pikiran itu lebih sibuk di benakku saat ini. Seolah-olah lagi ada hajatan besar dalam otakku. Sibuk, riuh, ramai.

"Nia? Kamu dengar apa yang saya tanyakan?"

Deg!

Astaga. Apa yang sudah aku lakukan?

"Eh iya. Maaf kak. Apa tadi?" tanyaku gugup

"Kamu sakit ya?" Ia bertanya balik

Aku hanya mengangguk. Rasanya ingin ditelan bumi saja. Bodoh sekali aku.

Tiba-tiba aku merasakan tangannya hangat di dahiku. "Badanmu tidak hangat," katanya tanpa sadar bahwa tindakan yang ia lakukan bisa membuatku pingsan saat itu.

"Jadi bagaimana? Apa yang mau kamu sampaikan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun