Mohon tunggu...
Evri Sihombing
Evri Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Iseng terhadap Teman, Apakah Dibutuhkan Etika?

3 Oktober 2023   21:03 Diperbarui: 3 Oktober 2023   21:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jikalau kita perhatikan bahwa hal ini merupakan suatu perbuatan yang tidak enak. Walaupun terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering sekali melakukan hal ini. 

Mungkin kita merasa bahwa ini adalah hal yang biasa bagi kita dan itu merupakan suatu sikap kita yang menunjukkan bahwa kita senang terhadap dia, sehingga kita merasa bahwa itu hanyalah sebuah candaan semata. Namun tanpa kita sadari, tindakan yang seperti ini adalah tindakan yang mengganggu atau menyakiti hati teman kita sendiri. 

Mungkin dengan candaan, iseng yang sering dilakukan terhadap teman akan menimbulkan rasa sakit hati mungkin juga akan marah. Sekali-dua kali seseorang masih bisa menerima hal itu, akan tetapi seperti ada orang yang berkata "batas kesabaran orang itu ada". 

Sebagai manusia, memang disatu sisi ada kelemahan, salah satunya adalah batas dari kesabaran itu, walau dikatakan sabar itu tidak ada batasnya. Akan tetapi, kemungkinan orang yang terlalu sering mendapatkan candaan atau keisengan dari salah seorang teman akan menimbulkan amarah. Maka akibat dari iseng atau jahil terhadap teman ialah merusak hubungan persahabatan dan aka nada juga yang memiliki rasa dendam terhadap teman yang melakukan hal itu kepadanya. 

Iseng terhadap teman juga menunjukkan sikap yang tidak menghormati perasaan dan kepentingan orang lain. Awalnya iseng menunjukkan keakraban dan kemeesraan dengan teman, akan tetapi pada suatu waktu akan menjadi sumber konflik dan perpecahan jika seseorang tidak mengetahui batas-batas dari apa yang seharusnya. 

Oleh karena itu, kita perlu mengetahui dan menerapkan etikayang baik saat berinteraksi dengan teman, agar hubungan kita tetap terjaga dan harmonis serta bisasaling menghormati satu dengan yang lain. Artinya dalam hal ini ialah sikap yang demikian sangatlah membutuhkan suatu etika yang baik, agar dapat mengerti bagaimana seharusnya seseorang bersikap dan menghormtai satu dengan yang lain. 

Jangan ada di antara kita yang hanya mementingkan diri dan ego kita sendiri, hanya untuk membuat dirikita sendiri terhibur dengan apa yang kita lakukan terhadap teman kita. Sebagaimana dengan firman Tuhan yang berkata: "Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga" (Filipi 2:4).

Yang jadi pertanyaan bagi kita ialah, yang manakah di dalam kehidupan kita yang lebih bahagia sehingga kita melakukan perbuatan yang suka menganggu teman, mengasihi orang atau dikasihi orang? Namun untuk mendapatkan kasih daripada teman jangan kita melakukan sesuatu hal yang tidak baik yang akan membuat seseorang marah terhadap kita. 

Dengan pertanyaan yang lain, apakah yang dapat kita lihat, atau apakah yang menjadi artinya bagi diri kita ketika kita melakukan hal demikian. Kita harus mengetahui Eksistensialisme. 

Jika hanya untuk memuaskan diri kita sendiri, itu semua tidak ada gunanya. Hal ini sangat menekankan  Nihilisme (psesimis). Maka untuk itu, mungkin kita sdah belajar mengenai etika Kristen yang membuat kita sadar akan apa yang kita lakukan selama ini kepada teman kita, yang membuat luka dalam hati teman kita. 

Kebaikan sangat diperlukan di dalam hidup kita, yang menjadi salah satunya ialah sikap yang daling menghargai perasaan individu. Jangan kita dengan keras bertahan dalam sikap yang demikian. 

Jika kita siap melakukan itu, maka kita juga harus siap untuk bertanggungjawab atas apa yang telah kita lakukan. Mungkin akan ada hukuman yang diberikan kepada kita, namun kita harus dengan iklas menerimanya. Karena sama juga halnya, kita juga melakukan hal yang salah dengan iklas. Akan tetapi sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari bahwa pengajaran etika Krusten yang baik adalah mengenakan kasih terhadap yang lain, bukan hanya diri sendiri.

Sesuai dengan ajaran etika Kristen, kita harus memegang dan tunduk serta mampu untuk melayani dengan kasih, bukan mengganggu. Karena yang menjadi tugas orang Kristen adalah memprioritaskan kasih. Maka untuk itu, tidak baik bagi kita mengganggu atau iseng terhadap teman karena itu hanya mencari kepuasan diri semata saja. 

Firman Tuhan berkata Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik (Roma 12:9). Artinya dalam hal ini adalah jangan karena kita mencari kebahagiaan kita sendiri, kita mengorbankan orang lain. Memang benar bahwa orang yang sudah sering bahkan terus menerus melakukan perbuatan yang demikian sangat memerlukan pengajaran etika yaitu etika Kristen yang cukup baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun