Pertemuan kelompok tani siang itu terlihat berbeda, tidak terlalu hidup dan nampak datar-datar saja. Rupanya saat itu Bapak Arif yang biasa menghidupkan suasana berhalangan hadir. Menurut Ibu Uni, salah satu anggota kelompok yang hadir, kadar gula darah Bapak Arif sedang naik akibat mengkonsumsi nasi yang disajikan saat kerja bakti beberapa hari sebelumnya.Â
Bapak Arif memang sudah lama mengutarakan keinginan untuk sesekali mengkonsumsi nasi karena dia sudah lama dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan tersebut akibat sakit diabetes yang sedang diderita. Padahal jika memang tetap ingin mengkonsumsinya, Bapak Arif dapat mengkonsumsi nasi yang berasal dari beras pecah kulit (brown rice) karena lebih bersahabat bagi penderita diabetes. Apalagi kandungan zat gizi beras pecah kulit lebih baik daripada beras putih biasa yang minim akan gizi.
Fakta tersebut pernah saya dapatkan ketika mengikuti sebuah pelatihan mengenai pasca panen padi yang menyebutkan bahwa beras putih yang dikonsumsi oleh masyarakat sebenarnya minim akan sumber gizi. Sayangnya beras yang kebanyakan beredar di pasaran cenderung beras putih yang sudah dipoles karena memang konsumen beras di Indonesia lebih menyukai beras putih dengan tekstur nasi yang pulen. Namun ternyata beras putih tersebut minim akan zat gizi akibat proses penggilingan yang menghilangkan bagian terpenting dari beras itu sendiri.
Pengertian Beras Pecah Kulit
Bapak Arif, selaku petani sebenarnya bisa menghasilkan beras pecah kulit secara mandiri karena untuk mendapatkan beras pecah kulit ini sangat mudah, cukup dengan mengaturnya pada proses penggilingan padi.
Ibu Elis Septianingrum, S.TP, M.Sc, peneliti di Balai Besar Padi Kementerian Pertanian, melalui wawancara yang saya lakukan via surat elektronik menyebutkan bahwa beras pecah kulit atau disingkat dengan beras PK adalah beras yang didapatkan melalui 1 kali proses penggilingan untuk menghilangkan sekamnya dan tidak mengalami proses penyosohan atau dipoles menjadi beras putih pada umumnya.
Lebih lanjut Beliau menyebutkan karena kondisi masyarakat di Indonesia lebih senang dengan beras berwarna putih maka dilakukanlah proses penyosohan untuk menghilangkan kulit ari padi yang berwarna cokelat. Derajat sosoh yang ada di penggilingan di Indonesia dapat mencapai 100%. Artinya seluruh lapisan kulit ari yang kaya akan zat gizi menjadi hilang bersama dengan lepasnya seluruh lapisan kulit ari tersebut. Penyosohan dilakukan untuk memperbaiki tekstur berat mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar menyukai beras yang pulen, sedangkan beras PK cenderung memiliki tekstur yang pera (kurang disukai).
Perbandingan Fisik dan Nutrisi Beras Pecah Kulit dengan Beras Putih Biasa
Sebagai bahan sosialisasi, saya mencoba untuk membandingkan bentuk fisik antara beras PK dengan beras putih biasa hasil penyosohan. Dalam hal ini saya mengabaikan jenis varietas asal beras karena yang dilihat adalah proses penggilingannya. Sample beras PK saya peroleh dengan membelinya secara online, sementara beras putih diperoleh dari warung di sekitar rumah.