Mohon tunggu...
Evriliani Putri Darmawanti
Evriliani Putri Darmawanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

seorang mahasiswa sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Analisis Hadits mengenai Self Assesment dari Sikap Ingin Bunuh Diri

9 Januari 2024   10:09 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:09 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis artikel:

Dwiana Nofiarachmah, Evriliani Putri Darmawanti, Fanny Meilani Nurul Huda, Tenny Sudjatnika .

Bunuh diri merupakan masalah yang dianggap sangat serius di dunia. Bagaimana tidak, bunuh diri adalah suatu hal yang berkaitan langsung dengan masalah yang sangat urgen, tepatnya kepribadian seseorang dan mentalnya sendiri. Bunuh diri ini seringkali diartikan sebagai jalan keluar oleh suatu individu dalam menyelesaikan dan menghindari suatu masalah bagi dirinya yang mungkin dianggap tidak bisa terselesaikan, dan tentu hal ini berkaitan dengan hal psikologis seseorang. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikologis berarti berkenaan dengan psikologi bersifat kejiwaan yang disebabkan oleh faktor-faktor (KBBI,2002: 901). Dengan demikian makna psikologis yang terkandung dari kamus di atas yaitu menyangkut kejiwaan yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, yang artinya hal yang dapat mengganggu kondisi mental seseorang itu bisa jadi dari masalah dirinya sendiri atau hal yang berkaitan dengan orang luar. Fenomena atau kasus bunuh diri ini sebagaimana yang kita ketahui dan kita dengar belakangan ini sering terjadi, yang dimungkinkan seseorang yang melakukan bunuh diri tersebut dengan sengaja dan atas dasar kesadaran diri melakukan tersebut. Bahkan, bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi untuk saat ini. Meninjau kasus bunuh diri yang terjadi, khususnya di Indonesia berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. 

Dampak dari bunuh diri ini dapat menyebabkan dampak sosial dan emosional yang signifikan pada keluarga dan masyarakat, karena dapat menjadikan orang sekitar atau orang terdekatnya mengalami trauma. Tujuan utama dari penelitian ini adalah upaya pencegahan bunuh diri itu sendiri serta relevansinya dengan agama islam. Dalam beberapa sumber kajian, banyak disebutkan bahwa tingkat keimanan atau religiusitas manusia yang tinggi akan sangat menurunkan tingkat kasus bunuh diri. Bahkan, salah satu persoalan yang besar di tengahtengah masyarakat mungkin karena berkurangnya kerohanian. 

Sebenarnya, tidak hanya agama islam yang mengutuk keras perilaku bunuh diri ini, agama lain-pun sama-sama melarang dan tidak membenarkan hal tersebut. Terlebih, dalam ajaran agama islam larangan akan hal bunuh diri tersebut sangat jelas diterangkan dalam al-Qur'an. selain itu, di dalam al-Quran juga dijelaskan bagaimana seseorang menjaga dirinya sendiri, serta nasihat-nasihat lain yang berkaitan dengan kondisi hidup seseorang. Islam mengajarkan manusia untuk memilih cara yang benar ketika menghadapi suatu masalah, karena Allah SWT menjanjikan jalan keluar yang pasti bagi semua masalah, yang tentunya dengan segala upaya dan penyerahan diri manusia sebagai hamba-Nya yang tiada upaya. Selanjutnya, selain dalam Al-Quran, nasehatnasehat mengenai kehidupan kepada manusia terdapat dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan Imam-imam lain setelah beliau. Hadits juga dijunjung tinggi dan dijadikan sumber hukum tertinggi kedua setelah al- Qur'an dan pendidikan Islam. 

Kajian agama telah memberikan perhatian pada seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek material, spiritual, sosial, budaya, dan filosofis. Untuk menikmati kehidupan yang sejahtera, cara hidup baik dalam dimensi individu maupun sosial dinyatakan dengan jelas. Pengetahuan dan pengenalan konsep hadits juga penting karena efek pencegahannya terhadap bunuh diri. Mengingat pentingnya peran hadis dalam Islam dalam mencegah bunuh diri, maka tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan dan mengulas hadis Islam tentang bunuh diri, dan menjelaskan hadis yang dipilih, entah itu berasal dari hadis shahih, hasan atau mungkin ada hadis yang berkaitan dengan hal bunuh diri tapi memiliki kualitas lemah (dhaif). Sebagaimana yang telah kita pelajari, mengenai pengertian hadis berdasar kategori kuat dan lemahnya hadits tersebut, pertama hadits shahih, Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam Nuzhah al-Nazhr Syarh Nukhbah alFikr mendefinisikannya dengan "Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang 'adil, sempurna ke- dhbith-annya, bersambung sanadnya, tidak ber-illat dan tidak ber- syadz", sehingga hadits shahih ini apapun kontennya dapat dijadikan hujjah. kemudian mengenai tingkatan hadits selanjutnya, yaitu hadits hasan yang memiliki pengertian hadits yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh rawi yang adil namun kedhabitannya kurang dan di dalamnya tidak terdapat kejanggalan ataupun kecacatan dalam isi periwayatannya. 

Terakhir, hadits dhaif, sesuai dengan namanya, hadist tersebut memiliki kekuatan yang lemah, maka dalam definisinya Hadits dhaif menurut istilah adalah hadits yang di dalamnya tidak didapati syarat hadits shahih dan tidak pula didapati syarat hadits hasan. Karena syarat diterimanya suatu hadits sangat banyak sekali. Sedangkan lemahnya hadits terletak pada hilangnya salah satu syarat tersebut atau bahkan lebih. Mengenai pengamalan hadits dhaif, para ulama sepakat bahwa diperbolehkan mengamalkan hadits dhaif, dengan syarat haditsnya bukan sesuatu yang berkaitan dengan aqidah. 

Metode penelitian yang digunakan dalam pemecahan permasalahan yaitu menggunakan metode survei, deskriptif kualitatif. Metode survei yaitu metode yang menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengukur sikap, opini, atau perilaku responden. Penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka kepada publik mulai dari masyarakat umum, para pelajar SMP dan SMA serta kepada Mahasiswa yang berdomisili di Kota Bandung, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya.

Kita menggunakan Google Form untuk mengetahui tanggapan publik terhadap kasus bunuh diri. Pertanyaan tersebut meliputi: 1) Nama, 2) Kota/Domisili, 3)Tingkatan, 4) Faktor apa saja yang bisa mempengaruhi dalam melakukan tindakan bunuh diri, meliputi; Keluarga, teman, diri sendiri, dan agama, 5) Alasan dalam memilih faktor tersebut, 6) Bagaimana tanggapannya tentang maraknya bunuh diri saat ini, 7) Solusi apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus bunuh diri yang sedang marak. Analisis yang dilakukan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan objek alamiah dengan mempelajari sesuatu secara maksimal dengan tujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menjawab dengan detail permasalahan yang diteliti (Sugiono). Kami juga menggunakan metode survei yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara langsung pada responden (Babbie, 2010). 

Berdasarkan survey yang dilakukan melalui internet dengan menggunakan fitur google form, dan menghasilkan data yang menyajikan akurasi responden terlebih dahulu, dalam penelitian tersebut menghasilkan penyajian data yang dapat kita pahami bahwa responden terbagi ke dalam tiga domisili, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Sukabumi. Berdasarkan data, seperti apa yang bisa dilihat dan dipahami bahwa responden yang memiliki tingkat akurasi tertinggi adalah responden yang berasal dari Kota Sukabumi, tepatnya sebanyak 27,8% ikut berpartisipasi dalam merespon kasus yang dibahas, yaitu pandangan mengenai bunuh diri berikut dengan pencegahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun