Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Pendidikan Inklusif: Peran Penting Modul Pelatihan Berjenjang

14 April 2024   22:44 Diperbarui: 14 April 2024   22:49 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Transformasi Pendidikan Inklusif (Pexels.com/Max Fische )

Peluncuran modul itu juga selaras dengan tujuan program Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif, yakni menghasilkan pendidik (guru) yang dapat mewujudkan pembelajaran dan pendidikan yang inklusif di satuan pendidikan. Program ini memiliki visi memberikan akses dan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh guru di Indonesia untuk mengembangkan profesi tentang pendidikan inklusi

Pelatihan yang berjenjang bagi para guru dalam konteks pendidikan inklusif merupakan langkah krusial dalam menjadikan lingkungan belajar yang inklusif dan menarik bagi semua murid. Dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang tepat, guru dapat mengatasi tantangan yang muncul, mengoptimalkan potensi setiap murid, serta menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan di dalam kelas.

Peluncuran modul pelatihan berjenjang pada pendidikan inklusif membawa angin segar bagi para guru, memberikan harapan baru untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam mendidik murid disabilitas. Dengan akses ke modul ini, para guru dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada semua murid, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.

Modul pelatihan bantu guru pahami keragaman, fokus pada murid, dan tingkatkan kolaborasi

Modul pelatihan berjenjang memberikan landasan yang kuat bagi guru dalam memahami dan menghargai keragaman peserta didik. Dengan memahami keragaman, guru dapat menciptakan lingkungan yang inklusif di kelas, di mana setiap murid merasa diterima dan dihargai. Selain itu, modul ini juga memberikan wawasan tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid. Dalam konteks ini, guru diajarkan untuk merespons kebutuhan individu setiap murid, sehingga memastikan bahwa setiap anak mendapat perhatian yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan mereka.

Selain itu, modul pelatihan juga mendorong kolaborasi antar pendidik. Kolaborasi yang baik antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Melalui kolaborasi, para pendidik dapat saling berbagi pengalaman, strategi, dan sumber daya untuk mendukung kesuksesan semua murid, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan demikian, modul pelatihan berjenjang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mempromosikan praktek-praktek terbaik dan kerja sama yang erat di antara semua pihak yang terlibat dalam pendidikan inklusif.

Pentingnya modul pelatihan berjenjang bagi guru dalam mengelola keragaman, termasuk murid berkebutuhan khusus

Dukungan yang diberikan oleh praktisi pendidikan, seperti Sariyati Bahanah, seperti dilansir  dalam liputan6.com merupakan bukti konkret akan pentingnya modul pelatihan ini dalam meningkatkan kompetensi guru dalam menghadapi keragaman di kelas, termasuk di antaranya peserta didik berkebutuhan khusus. Pengalaman yang dimiliki oleh para praktisi pendidikan seperti Sariyati Bahanah memberikan legitimasi dan pemahaman yang lebih dalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh guru di lapangan.

Melalui testimoninya, Sariyati Bahanah menyoroti kebutuhan akan peningkatan kompetensi dalam mengelola keragaman di kelas, termasuk strategi untuk mendukung peserta didik berkebutuhan khusus. Hal ini menunjukkan bahwa modul pelatihan tidak hanya teori belaka, tetapi juga memiliki dampak nyata dalam memberikan alat dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh para guru untuk menjadi lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan semua murid.

Dengan adanya dukungan dari praktisi pendidikan seperti Sariyati Bahanah, modul pelatihan ini menjadi semakin relevan dan penting dalam memperkuat kualitas pendidikan inklusif di seluruh Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa investasi dalam pengembangan kompetensi guru merupakan langkah yang sangat berharga dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdaya.'

Tantangan masih ada dalam penerimaan murid disabilitas di sekolah

Meski ada kemajuan yang telah dicapai dalam bidang pendidikan inklusif, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada tantangan yang signifikan dalam penerimaan murid disabilitas di sekolah. Masih mengutip liputan6.com, pada tahun 2012, Muhammad Mujiyono mengalami penolakan saat menerima peserta didik berkebutuhan khusus di sekolahnya. Pengalaman seperti ini menggarisbawahi bahwa masih ada stigma dan hambatan dalam mewujudkan pendidikan inklusif sepenuhnya di tingkat lapangan.

Kisah Muhammad Mujiyono mengingatkan kita bahwa meskipun ada kebijakan dan program-program pendidikan inklusif yang diperkenalkan, implementasinya di lapangan masih belum merata dan seringkali dihadapi dengan tantangan. Penolakan terhadap murid disabilitas dapat menunjukkan kurangnya pemahaman atau persiapan yang memadai di kalangan sekolah dan guru, serta adanya ketidaknyamanan atau kekhawatiran terkait dengan kapasitas mereka untuk memberikan dukungan yang diperlukan.

Dengan demikian, meskipun ada langkah-langkah menuju pendidikan inklusif yang lebih baik, kita harus tetap waspada terhadap hambatan-hambatan yang masih ada dan terus berupaya untuk mengatasinya. Ini memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan yang benar-benar inklusif bagi semua anak.

Penolakan terhadap murid disabilitas adalah bentuk ketidaksadaran akan pentingnya pendidikan inklusif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun