Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, bagaimana anak-anak di pelosok desa Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang setara dengan mereka yang tinggal di kota besar?
Bayangkan seorang siswa di desa terpencil yang ingin belajar tentang ilmu pengetahuan modern, tetapi dia tidak memiliki akses internet yang memadai untuk mengakses materi pembelajaran online. Bagaimana pendidikan Indonesia bisa memastikan bahwa tidak ada siswa yang tertinggal dalam revolusi digital ini?
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan besar-besaran dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka. Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi terkait kesenjangan digital di berbagai daerah.
Meskipun Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kebebasan belajar kepada siswa dan mengembangkan kreativitas mereka, namun tidak semua daerah memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Misalnya, di daerah terpencil di Indonesia Timur, akses internet mungkin masih sulit ditemukan, sementara di kota-kota besar, akses tersebut lebih mudah didapatkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana semua siswa, terlepas dari lokasi geografis mereka, dapat mengakses pendidikan yang setara.
Pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang berubah menjadi lebih modern dengan masuknya era digital. Namun, masih banyak daerah yang mengalami kesenjangan dalam infrastruktur, khususnya dalam hal akses internet. Oleh karena itu, diperlukan solusi agar perubahan ini bisa dinikmati secara merata oleh semua orang dan memberikan manfaat yang maksimal.
Di suatu desa di pedalaman, banyak siswa yang tidak bisa memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran karena tidak ada akses internet yang memadai. Hal ini membuat mereka tertinggal dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi agar semua siswa, baik yang tinggal di kota maupun di pedesaan, bisa mengakses pendidikan yang setara dan memanfaatkan transformasi digital ini secara maksimal.
Baru-baru ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengumumkan Kurikulum Merdeka sebagai langkah untuk memperbarui sistem pendidikan di Indonesia. Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah akses internet yang masih sulit di banyak sekolah di seluruh negeri.
Beberapa bulan yang lalu, Menteri Nadiem Makarim mengumumkan Kurikulum Merdeka sebagai inisiatif untuk mengubah cara kita belajar dan mengajar. Namun, banyak sekolah di daerah pedesaan masih belum bisa merasakan manfaatnya karena tidak memiliki akses internet yang memadai. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita bisa memastikan bahwa semua siswa di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas di era digital ini.
Pendekatan digitalisasi dalam pendidikan memungkinkan akses lebih luas terhadap sumber belajar
Pendekatan digitalisasi dalam pendidikan memberikan peluang untuk semua siswa mengakses sumber belajar dari mana saja, kapan saja. Namun, agar manfaatnya dirasakan secara merata, tantangan infrastruktur seperti akses internet yang terbatas harus diatasi.
Dengan adopsi teknologi digital dalam pembelajaran, siswa di daerah terpencil dapat mengakses materi pelajaran yang sama dengan siswa di kota. Misalnya, seorang siswa di desa yang tidak memiliki buku pelajaran tertentu dapat mengunduhnya melalui internet. Namun, jika tidak ada akses internet yang memadai di desa tersebut, maka potensi manfaat digitalisasi dalam pendidikan tidak bisa dirasakan sepenuhnya oleh siswa-siswa di sana.