Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta di Ranting Kering

9 April 2024   22:52 Diperbarui: 9 April 2024   22:53 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta di Ranting Kering

Dalam hening malam temaram,
Ranting kering merentang sepi,
Di sana, ada cinta yang terpendam,
Menanti waktu tuk berseri.

Di antara dedaunan gugur,
Cinta menyelusup tanpa ragu,
Seperti embun di tengah gurun tandus,
Menghidupkan kembali yang telah mati.

Dalam riak angin malam yang tenang,
Ranting kering berbisik sendu,
Menyampaikan rindu yang terpendam,
Pada bulan yang malu-malu.

Pada malam itu,
Di antara gemuruh angin dan riak cahaya bulan,
Cinta mekar di ranting kering,
Menyulam harapan dalam kelam.

Meskipun dunia tampak gersang,
Cinta tetap menyala dalam hati yang setia,
Seperti bunga yang mekar di padang pasir,
Menyatakan keindahan dalam kesunyian yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun