Cinta di Ranting Kering
Dalam hening malam temaram,
Ranting kering merentang sepi,
Di sana, ada cinta yang terpendam,
Menanti waktu tuk berseri.
Di antara dedaunan gugur,
Cinta menyelusup tanpa ragu,
Seperti embun di tengah gurun tandus,
Menghidupkan kembali yang telah mati.
Dalam riak angin malam yang tenang,
Ranting kering berbisik sendu,
Menyampaikan rindu yang terpendam,
Pada bulan yang malu-malu.
Pada malam itu,
Di antara gemuruh angin dan riak cahaya bulan,
Cinta mekar di ranting kering,
Menyulam harapan dalam kelam.
Meskipun dunia tampak gersang,
Cinta tetap menyala dalam hati yang setia,
Seperti bunga yang mekar di padang pasir,
Menyatakan keindahan dalam kesunyian yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H