Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Etika Presiden Antara Pemilihan dan Kekuasaan

2 April 2024   22:08 Diperbarui: 2 April 2024   22:10 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks kehidupan politik, peran seorang presiden memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai pemimpin tertinggi negara, presiden memiliki kekuasaan yang sangat besar. Namun, bagaimana jika kekuasaan tersebut ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi? Pertanyaan ini membuka pintu untuk mengeksplorasi etika penggunaan kekuasaan oleh seorang presiden.

Kita sering kali melihat bahwa kekuasaan yang besar juga memiliki potensi untuk disalahgunakan demi kepentingan individu atau kelompok tertentu. Dalam suasana yang penuh dengan perdebatan politik, isu ini menjadi semakin relevan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan seorang presiden dalam menjalankan tugasnya.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas pandangan seorang ahli tentang etika penggunaan kekuasaan presiden dalam konteks pemilihan presiden. Dalam konteks pemilihan presiden, pandangan Franz Magnis Suseno mengenai penggunaan kekuasaan presiden menjadi penting untuk diperhatikan.

Sebagai seorang Guru Besar Filsafat STF Driyakara, Magnis Suseno memiliki wawasan yang mendalam dalam bidang filsafat dan etika. Dalam pandangannya, dia menegaskan bahwa walaupun presiden memiliki hak untuk menyuarakan dukungan terhadap kandidat pilihan pribadinya, namun penggunaan kekuasaan untuk tujuan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan etika yang serius.

Pada saat yang sama, pemilihan presiden menjadi momen penting bagi bangsa dan negara. Keputusan rakyat akan menentukan arah kebijakan dan masa depan negara. Oleh karena itu, penggunaan kekuasaan presiden dalam konteks ini menjadi hal yang sensitif. Pandangan Magnis Suseno mencerminkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan kekuasaan yang dapat merusak integritas proses demokratis.

Dengan memperkenalkan pandangan Franz Magnis Suseno, kita dapat memahami konteks dan latar belakang dalam diskusi tentang etika penggunaan kekuasaan presiden dalam konteks pemilihan presiden. Hal ini membuka ruang untuk refleksi mendalam tentang tanggung jawab moral yang melekat pada jabatan presiden dan pentingnya menjaga integritas proses demokratis dalam negara.

Pernyataan yang disampaikan oleh Franz Magnis Suseno memiliki bobot yang sangat penting dalam konteks etika politik. Dalam konteks ini, Magnis Suseno menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan presiden untuk memberikan dukungan kepada pasangan kandidat tertentu dianggap sebagai pelanggaran etika yang serius. Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan kekhawatiran akan penyalahgunaan kekuasaan, tetapi juga menyoroti pentingnya menjaga integritas dan kemerdekaan proses politik dalam demokrasi.

Dalam pandangan Magnis Suseno, seorang presiden memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak secara netral dan adil terhadap semua kandidat dalam konteks pemilihan presiden. Dengan menggunakan kekuasaannya untuk mendukung pasangan kandidat tertentu, presiden dapat menggoyahkan fondasi demokrasi yang berlandaskan prinsip kesetaraan dan keadilan. Lebih jauh lagi, tindakan tersebut dapat mengancam legitimasi institusi presiden dan kepercayaan rakyat terhadap proses politik.

Oleh karena itu, pernyataan tesis ini menegaskan bahwa integritas dan moralitas seorang presiden tidak boleh dikorbankan demi kepentingan politik atau pribadi. Melalui pernyataan ini, Magnis Suseno mengajak untuk refleksi yang mendalam tentang prinsip-prinsip moral yang harus dipegang teguh oleh pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Ini juga menjadi panggilan untuk masyarakat dan institusi untuk mengawasi dan mengkritisi penggunaan kekuasaan yang tidak etis oleh para pemimpin mereka.

Dalam konteks terbaru, Franz Magnis Suseno terlibat dalam sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK). Sebagai seorang ahli yang dihadirkan oleh kubu pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pandangan dan kesaksiannya menjadi sorotan dalam sidang tersebut. Magnis Suseno memberikan analisis yang mendalam mengenai etika penggunaan kekuasaan oleh seorang presiden dalam konteks pemilihan presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun