Pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19, Harvey Moeis terus aktif memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.Â
Meskipun sebagian besar waktu dihabiskan di rumah, Harvey tetap meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu sesama. Ketika Sandra menyadari hal ini, dia merasa terkejut dan kagum dengan kepedulian suaminya yang tidak pernah kenal lelah dalam memberikan bantuan kepada orang lain.
Sandra Dewi mulai sadar akan kebaikan yang "tak masuk akal" dari suaminya, Harvey Moeis. Kebaikan yang diberikan Harvey kepada orang lain tanpa memperhitungkan keuntungan atau imbalan, membuat Sandra tercengang.Â
Meskipun telah hidup bersama, namun setiap kali Harvey memberikan bantuan dengan kemurahan hati yang luar biasa, Sandra selalu merasa terkagum-kagum akan sikapnya yang begitu tulus.
Sandra Dewi mulai bertanya-tanya tentang motif di balik kebaikan yang berlebihan dari Harvey. Meskipun secara moral sangat mulia, namun kebaikan yang terlalu berlebihan itu membuatnya merasa heran. Sandra ingin memahami lebih dalam mengenai alasan di balik perilaku suaminya yang begitu dermawan tanpa batas.Â
Hal ini menjadi refleksi dalam pikirannya, mengingatkan dirinya untuk selalu bertanya dan mencari pemahaman lebih lanjut tentang nilai-nilai dan filosofi yang mendasari tindakan suaminya.
Salah satu aspek dari filosofi beramal Harvey Moeis adalah ketidakpelitan dalam memberikan bonus kepada karyawan-karyawannya. Harvey percaya bahwa penghargaan dan imbalan yang adil merupakan hal yang layak bagi orang-orang yang telah bekerja keras di bawah kepemimpinannya.Â
Sikap dermawan ini tidak hanya tercermin dalam hubungannya dengan masyarakat luas, tetapi juga dalam lingkaran internal perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya.
Sandra Dewi mengungkapkan bahwa ia sering mengingatkan Harvey tentang keberadaan anak-anak mereka sebagai pengingat dalam beramal. Meskipun Harvey cenderung murah hati dan suka menolong orang lain, Sandra memperingatkannya agar tidak melupakan tanggung jawab mereka sebagai orangtua.Â
Hal ini menunjukkan bahwa Harvey tidak hanya memperhatikan kebaikan pada orang lain, tetapi juga memiliki kesadaran akan tanggung jawab keluarganya.
Harvey Moeis memiliki keyakinan tentang karma dan pengaruhnya terhadap kedua anaknya di masa depan. Dia percaya bahwa dengan melakukan kebaikan pada orang lain, suatu hari nanti kedua anaknya juga akan mendapatkan bantuan dan dukungan dari orang-orang yang pernah dibantunya.Â