Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghadapi Tantangan dan Peluang: Memahami Ajakan Pindah ke Jepang

24 Maret 2024   13:14 Diperbarui: 25 Maret 2024   08:54 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan hidup yang tinggi dan tingkat kelahiran yang rendah menyebabkan populasi Jepang semakin menua. Fenomena ini memberikan tantangan serius bagi struktur demografi negara, dengan meningkatnya proporsi orang lanjut usia dibandingkan dengan populasi usia produktif. 

Penurunan jumlah penduduk dan menuanya populasi memiliki dampak langsung yang signifikan pada perekonomian Jepang. Dengan semakin banyaknya populasi lanjut usia, biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan meningkat. Sistem kesehatan Jepang harus mengatasi tuntutan yang semakin tinggi untuk menyediakan perawatan yang tepat dan terjangkau bagi warga lanjut usia.

Populasi yang semakin menua juga berarti meningkatnya jumlah individu yang memenuhi syarat untuk menerima pensiun dan manfaat sosial lainnya. Hal ini menempatkan tekanan tambahan pada sistem pensiun dan program sosial, yang perlu disesuaikan agar tetap berkelanjutan. 

Penurunan jumlah penduduk usia produktif menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja yang aktif secara ekonomi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, karena kurangnya tenaga kerja dapat menghambat inovasi, produktivitas, dan pertumbuhan bisnis.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegoyahan Ekonomi Jepang

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kegoyahan ekonomi Jepang. Meskipun Jepang memiliki ekonomi yang kuat, ketergantungannya pada perdagangan internasional membuatnya rentan terhadap perubahan dalam perekonomian global. 

Deflasi, atau penurunan umum dalam tingkat harga, telah menjadi masalah kronis dalam ekonomi Jepang selama beberapa dekade terakhir. Deflasi memberikan dampak negatif yang signifikan pada aktivitas ekonomi dan kepercayaan konsumen.

Deflasi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi perusahaan. Jepang telah berjuang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena tekanan deflasi yang terus berlanjut. 

Peran Persoalan Demografi dalam Kegoyahan Ekonomi Jepang

Situasi demografi yang mengalami perubahan drastis, terutama terkait dengan penurunan jumlah penduduk dan menuanya populasi, memiliki dampak yang signifikan pada dinamika ekonomi Jepang. Salah satu dampak paling langsung dari penurunan jumlah penduduk adalah penurunan angkatan kerja.

Jumlah penduduk usia produktif yang berkurang mengakibatkan kurangnya tenaga kerja yang aktif secara ekonomi. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang karena produktivitas tenaga kerja menjadi terbatas. Dengan semakin bertambahnya jumlah warga lanjut usia, terjadi peningkatan beban bagi sistem pensiun dan kesehatan. 

Pemerintah Jepang harus mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk menyediakan layanan kesehatan dan program pensiun yang memadai bagi warga lanjut usia, yang pada gilirannya dapat mengurangi dana yang tersedia untuk investasi dan pengembangan ekonomi.

Perubahan dalam struktur demografi juga dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Dengan semakin banyaknya warga lanjut usia, permintaan akan produk dan layanan tertentu mungkin berubah, seperti meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan dan penurunan permintaan akan produk konsumen tertentu. Hal ini dapat memengaruhi sektor-sektor tertentu dalam ekonomi Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun