Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Masa Depan Kebudayaan: Urgensi Pembentukan Kementerian Kebudayaan di Indonesia

23 Maret 2024   20:01 Diperbarui: 23 Maret 2024   20:18 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tarian tradisional (Pexels.com/Jeffry Surianto)

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan kesadaran akan pentingnya kebudayaan sebagai bagian integral dari kehidupan manusia.

Fokus Pendidikan terhadap Kebudayaan

Kritik terhadap pendidikan yang hanya fokus pada pelestarian kebudayaan mencerminkan kebutuhan akan perubahan dalam pendekatan pengajaran dan pembelajaran. 

Saat ini, banyak sistem pendidikan cenderung memusatkan perhatian mereka pada aspek pelestarian warisan budaya, tanpa memberikan cukup ruang untuk pemahaman yang mendalam tentang keberagaman dan kompleksitas kebudayaan.

Pentingnya memperkenalkan pendekatan holistik dalam kurikulum pendidikan menjadi semakin jelas. Kurikulum yang mencakup pemahaman budaya, seni, sejarah, dan identitas nasional akan memberikan siswa pemahaman yang lebih menyeluruh tentang kebudayaan mereka dan dunia di sekitar mereka. 

Dengan mempelajari kebudayaan dalam konteks yang lebih luas, siswa dapat mengembangkan apresiasi yang lebih dalam terhadap nilai-nilai budaya, tradisi, dan praktik yang membentuk masyarakat mereka.

Selain itu, pendekatan holistik dalam pendidikan juga akan membantu memperkuat rasa identitas nasional dan kebanggaan akan warisan budaya. Siswa akan lebih memahami sejarah dan nilai-nilai yang membentuk bangsa mereka, serta merasa terlibat dalam proses pelestarian dan pengembangan kebudayaan.

Dengan demikian, perlunya pendekatan holistik dalam kurikulum pendidikan menjadi semakin mendesak. Kurikulum yang mencakup pemahaman budaya, seni, sejarah, dan identitas nasional akan membantu menciptakan generasi yang lebih terampil, terdidik, dan terhubung dengan kebudayaan mereka sendiri serta kebudayaan dunia secara lebih luas. 

Hal ini akan memperkaya pengalaman pendidikan siswa dan membantu mereka menjadi warga negara yang lebih berdaya untuk masa depan yang multikultural.

Dukungan terhadap Pembentukan Kementerian Kebudayaan

Dukungan yang diberikan oleh Dede Yusuf dan sejumlah partai di DPR terhadap pembentukan Kementerian Kebudayaan menandakan pengakuan akan pentingnya memiliki lembaga yang secara khusus fokus pada pengelolaan, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan di Indonesia.

Dede Yusuf, sebagai seorang politisi yang aktif dalam bidang kebudayaan, telah secara terbuka menyuarakan kebutuhan akan pembentukan Kementerian Kebudayaan. 

Pengalaman dan wawasannya dalam industri film dan kebudayaan membuatnya sadar akan tantangan dan peluang yang dihadapi dalam upaya melestarikan dan memajukan kekayaan budaya Indonesia. Dukungan dari tokoh semacam Dede Yusuf memberikan legitimasi pada usulan tersebut di mata masyarakat dan rekan-rekan sejawatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun