Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tutorial Mengelola Dampak Negatif Media Sosial Menuju Kesejahteraan Mental dan Emosional

21 Maret 2024   20:33 Diperbarui: 21 Maret 2024   20:37 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaturan Batasan Penggunaan Media Sosial (Pexels.com/ Ron Lach )

Apakah kamu pernah merasa terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak sehat atau merasakan kecemasan yang tiba-tiba muncul setelah berinteraksi dengan media sosial? Jika iya, maka kamu tidak sendirian.

Perkembangan teknologi membawa berbagai manfaat, tetapi juga membawa dampak negatif yang seringkali terabaikan. Mari kita bersama-sama menjelajahi betapa pentingnya kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan.

Dengan mengenali dan memahami dampak ini, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional kita. Ayo kita mulai dengan langkah pertama.

Langkah 1: Kesadaran dan Pengenalan Dampak Negatif

Pemahaman akan dampak negatif penggunaan media sosial yang berlebihan adalah tahap awal yang penting dalam menangani masalah ini.

Perbandingan sosial terjadi ketika individu membandingkan kehidupan, prestasi, atau penampilan mereka dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial.

Dampak dari perbandingan ini dapat menghasilkan perasaan tidak berharga, kurang puas dengan hidup, dan rendah diri. Orang cenderung menampilkan versi terbaik dari diri mereka di media sosial, yang dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis bagi orang lain.

Dampak lain dari perandingan ini adalah fear of missing out (fomo). Istolah fomo merujuk pada rasa takut ketinggalan atau kehilangan pengalaman atau peristiwa yang sedang terjadi, yang sering kali dipicu oleh konten yang ditampilkan di media sosial.  Fomo dapat menyebabkan kecemasan, ketidaknyamanan, atau bahkan tekanan sosial untuk selalu terhubung dengan media sosial, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional.

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menjadi pemicu untuk peningkatan tingkat kecemasan, baik karena perbandingan sosial maupun karena konten yang menimbulkan kekhawatiran atau ketegangan. Kecemasan yang tinggi dapat mengganggu tidur, konsentrasi, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Hal ini juga dapat berdampak negatif pada hubungan sosial dan kinerja di berbagai aspek kehidupan.

Tindakan yang dapat dilakukan:

  • Lakukan refleksi pribadi untuk mengidentifikasi cara di mana penggunaan media sosial telah memengaruhi perasaan dan pikiran.
  • Amati perubahan dalam suasana hati, tingkat kecemasan, atau persepsi diri sehubungan dengan konten yang telah konsumsi di media sosial.
  • Buat catatan tentang situasi atau jenis konten yang memicu perasaan negatif atau kecemasan sehingga dapat menghindarinya atau menanganinya dengan lebih baik di masa depan.

Langkah 2: Pengaturan Waktu Penggunaan Media Sosial

Pengaturan batasan waktu adalah langkah penting dalam mengelola penggunaan media sosial agar tidak berlebihan. Berikut adalah detail tentang cara membuat batasan waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun