Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendorong Pertanyaan Siswa: Optimasi Interaksi Pembelajaran

18 Maret 2024   22:07 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:18 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidaknyamanan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas sering kali dipicu oleh ketakutan akan penilaian negatif dan pengalaman negatif sebelumnya. Dampak buruknya terlihat pada terhambatnya proses pembelajaran karena kurangnya interaksi aktif, yang dapat menyebabkan akumulasi kebingungan dan kesalahpahaman terhadap materi pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana setiap pertanyaan dihargai dan setiap siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi secara aktif. Bagaimana mendorong pertanyaan dari siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis, serta mengatasi perasaan enggan atau takut siswa untuk bertanya di kelas?

Pendidikan merupakan pilar fundamental dalam pembangunan manusia, namun realitasnya tidak selalu sesuai dengan harapan. Banyak siswa merasa ragu atau enggan untuk bertanya pertanyaan di kelas, yang bisa menjadi pertanda masalah lebih dalam dalam lingkungan belajar. Fenomena ini bisa mengindikasikan ketidaknyamanan, ketidakpercayaan diri, atau bahkan perasaan takut yang mungkin dialami siswa.

Dalam beberapa kasus, hal ini mencerminkan dinamika kelas yang tidak mendukung atau pengalaman negatif sebelumnya yang masih membekas dalam pikiran siswa. Melihat pentingnya interaksi yang sehat antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain dalam proses pembelajaran, masalah ini harus diangkat dan dipahami lebih mendalam.

Dalam konteks pendidikan saat ini, peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan emosional siswa di sekolah menjadi semakin penting. Guru dan lembaga pendidikan mulai mengakui bahwa kesejahteraan emosional siswa memiliki dampak langsung terhadap kualitas pembelajaran dan prestasi akademik mereka. Terdapat pula penekanan yang semakin kuat pada pembelajaran yang inklusif, di mana keterlibatan dan partisipasi aktif dari setiap siswa dianggap sebagai aspek penting.

Prof. Tang dalam artikel: "How does student participation influence student achievement?" menunjukan bagaimana korelasi langsung antara partisipasi dan peningkatan nilai siswa. 72% dari mereka yang disurvei merasa bahwa peningkatan keterlibatan di kelas akan membawa pada peningkatan akademik. 56% siswa merasa bahwa pengetahuan dan pemahaman matematika mereka akan meningkat jika mereka lebih sering berpartisipasi.

Dalam studi kasus yang disampaikan, implementasi pendekatan yang mendukung partisipasi aktif siswa, seperti mendorong pertanyaan, telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Contoh ini menunjukkan bahwa dengan memberikan siswa kesempatan untuk bertanya dan berpartisipasi aktif dalam diskusi, mereka dapat mengatasi ketidaknyamanan mereka dan merasa lebih percaya diri dalam belajar.

Peningkatan keterlibatan siswa juga terbukti berdampak positif pada hasil akademik mereka. Siswa yang sebelumnya merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, seperti Ahmad dalam studi kasus tersebut, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mereka setelah terlibat dalam proses pembelajaran yang inklusif dan dinamis.

Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam diskusi aktif, bertanya pertanyaan, dan berpartisipasi dalam sesi tanya jawab memiliki kemungkinan lebih besar untuk memahami dan mengingat informasi yang diajarkan. Aktivitas seperti ini tidak hanya membantu memperjelas konsep-konsep yang rumit, tetapi juga merangsang pemikiran kritis dan pemecahan masalah siswa.

Dengan mengajukan pertanyaan, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengolahan informasi, yang pada gilirannya memperkuat pemahaman mereka terhadap materi. Contoh konkret dari penelitian ini dapat dilihat dalam eksperimen di kelas-kelas yang mendorong partisipasi siswa. Dalam lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk bertanya, mereka lebih cenderung untuk mengajukan pertanyaan yang relevan, mencari klarifikasi, dan berbagi pemikiran mereka.

Ini menciptakan atmosfer belajar yang dinamis di mana informasi dapat dipertukarkan dengan lebih efektif, yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Lingkungan kelas yang mendukung dan terbuka mendorong pertanyaan dari siswa. Guru yang mendorong pertanyaan dan memberikan umpan balik positif menciptakan rasa aman bagi siswa.

Penelitian Prof Tang telah menunjukkan bahwa siswa cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran ketika mereka merasa nyaman dan didukung oleh guru dan teman-teman sekelasnya. Lingkungan yang terbuka untuk pertanyaan dan diskusi menciptakan ruang di mana siswa merasa dihargai dan diterima untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan kelas yang mendukung.

Ketika guru menunjukkan minat dan menghargai setiap pertanyaan yang diajukan siswa, hal ini mengirimkan pesan bahwa semua pertanyaan dihargai dan bahwa tidak ada yang perlu merasa malu atau takut untuk bertanya. Dengan memberikan umpan balik positif, guru dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong mereka untuk aktif bertanya dan berkontribusi dalam pembelajaran.

Siswa merasa lebih nyaman untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pemikiran, dan berdiskusi tentang materi pembelajaran. Ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa dihargai dan didorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa pertanyaan dari siswa dapat mengganggu aliran pembelajaran di kelas. Namun, penting untuk diingat bahwa diskusi dan pertanyaan siswa juga memiliki nilai yang signifikan dalam proses pembelajaran.

Pertanyaan dari siswa seringkali membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam tentang topik tertentu. Mereka dapat memicu diskusi yang menarik dan memungkinkan siswa untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, pertanyaan siswa tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka sendiri, tetapi juga pengalaman belajar keseluruhan kelas.

Selain itu, ketika guru mampu mengelola pertanyaan siswa dengan baik, hal ini dapat menjadi kesempatan untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata atau menyoroti aspek-aspek yang mungkin belum dipahami dengan baik oleh siswa. Ini dapat meningkatkan kedalaman pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Dengan demikian, meskipun pertanyaan siswa mungkin mengganggu aliran pembelajaran yang terencana, kontribusi mereka dalam memperkaya pengalaman belajar dan memungkinkan eksplorasi yang lebih dalam dari materi pembelajaran seringkali jauh lebih berharga dalam jangka panjang. Dukungan dari studi Prof. Tang menunjukkan bahwa interaksi aktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan retensi informasi memberikan dasar kuat untuk argumen ini.

Dengan guru yang memberikan umpan balik positif dan menciptakan rasa aman bagi siswa untuk bertanya, suasana kelas menjadi lebih inklusif dan siswa lebih mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegagalan dalam mendorong pertanyaan dari siswa memiliki implikasi yang signifikan dalam konteks pendidikan. Salah satu implikasinya adalah kehilangan kesempatan untuk mendengar perspektif siswa.

Pertanyaan dari siswa sering kali mencerminkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran, kebingungan yang mereka alami, atau keinginan untuk mengeksplorasi topik lebih lanjut. Jika siswa tidak merasa didorong untuk bertanya, guru dan lembaga pendidikan dapat kehilangan wawasan berharga tentang di mana siswa berada dalam proses pembelajaran mereka.

Selain itu, kegagalan dalam mendorong pertanyaan dari siswa dapat menyebabkan ketidaknyamanan siswa dalam berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ini bisa menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis dan komunikasi siswa serta mengurangi rasa percaya diri mereka dalam mengeksplorasi ide dan konsep baru.

Di sisi lain, jika pertanyaan siswa didorong dan diberikan perhatian yang tepat, konsekuensinya bisa sangat positif. Guru dapat menggunakan pertanyaan siswa sebagai alat untuk mempersonalisasi pembelajaran, menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan dan minat individu siswa.

Hal ini dapat memperkuat koneksi antara guru dan siswa serta meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, dengan mendorong pertanyaan dari siswa, lembaga pendidikan juga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dinamis di mana siswa merasa didengar dan dihargai. Ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan siswa terhadap proses pembelajaran mereka dan memberikan mereka rasa tanggung jawab atas pengalaman belajar mereka.

Dengan memahami implikasi dan konsekuensi dari mendorong pertanyaan siswa, pendidik dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa semua siswa merasa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ini tidak hanya menguntungkan siswa secara individual, tetapi juga meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dalam lingkungan pendidikan.

Mendorong pertanyaan dari siswa mencerminkan nilai inklusivitas dan kemajuan dalam pendidikan yang berfokus pada siswa. Hal ini menegaskan bahwa setiap siswa memiliki suara yang penting dalam proses pembelajaran dan bahwa keberagaman pandangan dan pengalaman siswa merupakan sumber daya berharga dalam mencapai pemahaman yang mendalam.

Praktik ini juga sejalan dengan pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa, di mana perhatian utama adalah pada kebutuhan, minat, dan pengalaman belajar individu. Dengan mendorong pertanyaan dari siswa, pendidik memberikan dukungan untuk eksplorasi intelektual dan perkembangan konseptual siswa, serta membangun keterampilan kritis yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat yang kompleks.

Oleh karena itu, praktik ini tidak hanya memiliki implikasi dalam meningkatkan pemahaman materi, tetapi juga dalam membentuk budaya pembelajaran yang inklusif dan progresif. Mendorong siswa untuk bertanya pertanyaan di kelas adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, tetapi juga membuka pintu untuk perspektif yang beragam dan diskusi yang mendalam.

Dengan kesadaran akan pentingnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, penting bagi guru untuk secara aktif mendorong pertanyaan dari siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat menjadi lebih berharga dan bermakna bagi setiap individu di kelas, memperkaya pengalaman belajar mereka dan membantu mereka tumbuh sebagai pembelajar yang mandiri dan kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun