Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menuju Keheningan: Pengalaman Spiritual dan Praktek Mindful Eating

17 Maret 2024   21:36 Diperbarui: 25 Maret 2024   10:00 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan dengan penuh perhatian (Pexels.com/KoolShooters)

Ini sebuah cerita pengalaman nyata. Pada setiap malam minggu di seminari (lembaga pendidikan para calon pastor). Suasana terasa hening. Saya dan sesama calon pastor lainnya sedang menjaga kesunyian selama makan malam dan bahkan hingga keesokan paginya. Saat-saat ini, kami menyebutnya sebagai "ketenangan yang agung" atau "hening mendalam" (silentium magnum).

Saat duduk di meja makan, kami duduk dengan tenang, tanpa suara bising yang biasanya menyertai pertemuan makan malam. 

Kami diajarkan untuk sadar bahwa saat ini adalah waktu yang diatur khusus untuk refleksi, kontemplasi, dan juga sebagai latihan kebersamaan dalam kesunyian.

Kami makan tanpa percakapan verbal. Ada komunikasi yang terjadi melalui bahasa tubuh, pandangan, dan senyum yang diberikan satu sama lain.Setelah makan malam selesai, suasana masih tetap hening.

Keesokan paginya, suasana di ruang makan tetap sama. Kami makan pagi dengan penuh kesadaran dan kedamaian.

Dengan menjaga keheningan saat makan malam hingga keesokan paginya, kami belajar untuk menghargai kehadiran Tuhan dalam kesunyian dan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan-Nya melalui praktik kontemplatif semacam itu.

Itulah pengalaman saya selama saya dididik di seminari kecil (SMP) sampai seminari tinggi (Perguruan tinggi). Mari kita tinggalkan cerita itu dan membahas lebih dalam bagaimana mindful eating berdasarkan pengalaman saya itu.

Tantangan Multitasking dalam Budaya Makan

Baca juga: Perang Sarung

Dalam era modern yang serba sibuk dan terhubung secara digital, kebiasaan makan telah mengalami transformasi signifikan. Tantangan utama yang dihadapi dalam budaya makan saat ini adalah prevalensi kebiasaan multitasking selama waktu makan.

Mungkin Anda pernah melihat, bahkan mungkin melakukan sendiri, makan sambil mengecek ponsel atau laptop, scroll media sosial, atau bahkan menyelesaikan tugas kantor. Fenomena ini telah menjadi semacam norma dalam gaya hidup kita, menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari.

Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan deadline dan keterbatasan waktu, multitasking saat makan sering dianggap sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas dan memaksimalkan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun