Peristiwa tragis yang terjadi di bawah tol Cibitung menekankan urgensi dari pengawasan orang tua terhadap aktivitas dan interaksi anak-anak mereka di dunia digital.
Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang pesat, anak-anak memiliki akses yang lebih besar terhadap berbagai platform online. Media sosial dan aplikasi pesan seperti WhatsApp sering kali menjadi tempat bagi perencanaan kegiatan berbahaya seperti perang sarung yang berujung pada kematian remaja.
Orang tua memiliki peran utama dalam melindungi anak-anak mereka dari ancaman di dunia maya. Mereka perlu memahami dan mengawasi aktivitas online anak-anak mereka secara aktif.
Orang tua tidak hanya untuk melindungi mereka dari kejahatan seperti penipuan dan pelecehan, tetapi juga untuk mencegah keterlibatan dalam perilaku berbahaya seperti perkelahian atau tawuran yang direncanakan melalui platform digital.
Penting bagi orang tua untuk memantau dan memeriksa interaksi anak-anak mereka di media sosial dan aplikasi pesan.
Selain itu, orang tua juga perlu mengetahui siapa teman-teman online mereka dan apa yang mereka bicarakan. Ini membutuhkan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak, di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman dan kegiatan online mereka tanpa takut dihakimi atau dibatasi.
Selain itu, orang tua juga perlu memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya dan konsekuensi dari perilaku online yang tidak aman atau merugikan.
Edukasi tentang privasi, keamanan digital, dan etika online harus menjadi bagian integral dari pendidikan anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah.
Dengan memperkuat pengawasan dan pendidikan orang tua terhadap aktivitas online anak-anak, kita dapat mencegah terulangnya tragedi seperti yang terjadi di bawah tol Cibitung.
Orang tua memiliki peran kunci dalam membentuk perilaku dan kebiasaan online anak-anak mereka, dan dengan tanggung jawab yang tepat, mereka dapat membantu melindungi anak-anak dari berbagai risiko yang ada di dunia digital saat ini.
Peristiwa tragis yang melibatkan remaja dalam merencanakan kegiatan kekerasan melalui media sosial dan aplikasi pesan seperti WhatsApp adalah contoh nyata dari bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk kejahatan remaja.