Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengejar Kesenjangan: Potensi dan Tantangan Industri Hiburan Indonesia dalam Perbandingan dengan Singapura

6 Maret 2024   20:38 Diperbarui: 8 Maret 2024   20:06 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua negara tetangga ini memiliki pendekatan yang unik dalam mengembangkan industri hiburan mereka. Singapura, dengan infrastruktur modernnya dan dukungan pemerintah yang solid, telah menjadi magnet bagi artis-artis internasional. Di sisi lain, Indonesia mempesona dengan keberagaman budayanya yang tak tertandingi dan pasar yang besar.

Meski demikian, di balik gemerlapnya, Indonesia masih harus menghadapi tantangan, mulai dari infrastruktur yang belum memadai hingga regulasi yang rumit. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, Indonesia perlu berjuang lebih keras untuk mengejar Singapura.

Ketika melihat Singapura yang mampu menjadi tuan rumah bagi konser-konser megabintang dunia seperti Coldplay dan Taylor Swift, banyak dari kita mungkin bertanya: mengapa Indonesia belum bisa melakukan hal yang sama?

Pertanyaan ini jelas mengungkapkan keinginan untuk memahami mengapa Singapura, sebagai negara konser, telah mampu menghadirkan artis-artis top dunia untuk konser yang berlangsung bahkan hingga berhari-hari.

Persoalan paling utama adalah konser musik tidak hanya tentang menyaksikan idola di atas panggung dan berdansa bersama selama beberapa jam, tetapi juga mengenai potensi dan manfaat lain yang dapat diperoleh dari sebuah konser besar, termasuk dampak ekonomi, promosi pariwisata, dan peningkatan citra negara.

Karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa yang membuat Singapura sukses dalam menggelar konser-konser besar ini, serta apakah Indonesia memiliki potensi untuk melakukan hal serupa. Dengan mempelajari faktor-faktor seperti infrastruktur, dukungan pemerintah, regulasi industri, dan kemampuan finansial, kita dapat menemukan pelajaran berharga yang dapat diterapkan di Indonesia.

Kontroversi ini membangkitkan pertanyaan tentang apa yang perlu diperbaiki di Indonesia agar bisa menarik artis-artis top dunia dan menggelar konser-konser megabintang seperti yang dilakukan Singapura. Dengan berbagi pendapat dan ide di platform Kompasiana dengan menggunakan label "Singapura Negara Konser", kita dapat membuka diskusi yang kaya dan memperkaya wawasan tentang potensi industri hiburan di Indonesia.

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hiburan yang kompetitif seperti Singapura, namun masih menghadapi tantangan yang perlu diatasi. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang membuat Singapura sukses dalam industri hiburan, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut.

Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, pasar yang besar, dan bakat lokal yang beragam dalam industri hiburan. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang terbatas, regulasi yang rumit, dan pendanaan yang terbatas masih menjadi hambatan dalam mengembangkan industri hiburan secara optimal.

Perbandingan antara Indonesia dan Singapura dalam Industri Hiburan

Singapura dikenal memiliki infrastruktur yang sangat baik, termasuk gedung konser modern, akses transportasi yang lancar, dan fasilitas pendukung lainnya. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk menarik artis dan penonton, serta menyelenggarakan konser dengan sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun