Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontroversi Makan Siang Gratis

2 Maret 2024   23:53 Diperbarui: 3 Maret 2024   10:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menilai bahwa sementara program makan siang gratis memberikan manfaat langsung dalam mengatasi kelaparan, pendekatan jangka panjang yang lebih berkelanjutan adalah dengan memberdayakan masyarakat untuk mandiri secara ekonomi. 

Dalam konteks pepatah "Memberi makanan hari ini bisa mengenyangkan perut, tetapi mengajar orang bagaimana menanam tanaman akan mengenyangkan mereka seumur hidup," saya percaya bahwa memberikan bantuan langsung seperti makanan gratis adalah solusi sementara yang tidak mengatasi akar masalah kelaparan. Sebaliknya, mengembangkan kemandirian melalui pendidikan, pelatihan, dan bantuan untuk menciptakan sumber daya makanan yang berkelanjutan akan lebih efektif dalam jangka panjang.

Saya memiliki pandangan ini karena saya percaya bahwa program-program sosial harus memperhatikan tidak hanya kebutuhan jangka pendek, tetapi juga memperhitungkan dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat. 

Sementara makan siang gratis dapat memberikan bantuan segera namun keberlanjutan program, potensi ketergantungan, dan dampak jangka panjangnya terhadap pengembangan kemandirian perlu dipertimbangkan secara serius.

Oleh karena itu, saya mendukung pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah kelaparan, yang mencakup pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat. 

Penting bagi pemerintah untuk menjalankan program-program gizi tersebut sebagai prioritas, mengingat masalah stunting dan gizi buruk masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Dengan melakukan upaya konkret seperti ini, diharapkan dapat menghasilkan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

Untuk menghindari keraguan masyarakat, penting bagi pemerintah atau pihak terkait untuk memastikan transparansi dalam pelaksanaan program-program ini. Hal ini termasuk dalam hal pengelolaan dana dan distribusi makanan serta susu secara merata dan adil kepada yang membutuhkan. 

Pernyataan Prabowo bahwa program-program gizi ini bukanlah sebagai bisnis yang menggiurkan, harus diiringi dengan langkah-langkah konkret untuk memastikan tidak adanya konflik kepentingan atau penyalahgunaan program demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun