Dengan demikian, hasil kemenangan pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden akan berdampak pada pembentukan partai oposisi yang kuat dan dinamika politik di Indonesia, yang kemungkinan akan menantang pemerintahan mereka dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan.
Sejarah dan Tradisi Oposisi
Partai-partai politik yang memiliki sejarah dan tradisi sebagai oposisi yang aktif cenderung memiliki potensi untuk terus mempertahankan peran mereka. Penilaian terhadap partisipasi sebelumnya dalam politik oposisi, termasuk dalam hal memperjuangkan kebijakan alternatif dan mengawasi pemerintah, dapat menjadi indikator potensi sebagai oposisi di masa depan.
Bertarung dua kali dalam Pemilu tahun 2004 dan 2009, PDI Perjuangan kalah terhormat dari Partai Demokrat besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menjadi oposisi selama satu dekade pemerintahan SBY menjadikan perjalanan politik PDI Perjuangan sangat unik. Ibarat roller coaster, perjalanan PDI Perjuangan dimulai dari merangkak, menjadi oposisi, berada di tampuk teratas kepemimpinan nasional dan menjadi oposisi kembali.
Platform dan Ideologi Politik
Partai-partai politik dengan platform dan ideologi yang berbeda dari pemerintah yang berkuasa cenderung memiliki potensi untuk menjadi oposisi yang kuat. Perbedaan dalam pandangan politik dan kebijakan antara partai oposisi dan pemerintah dapat memperkuat posisi partai-partai tersebut sebagai suara alternatif dalam politik nasional.
Dalam situasi di mana PDIP berada di luar koalisi pemerintah dan menjadi salah satu partai oposisi terkuat, dengan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden, platform dan ideologi politik PDIP akan mempengaruhi cara mereka berhadapan dengan pemerintahan baru. Berikut adalah kemungkinan bagaimana PDIP akan berinteraksi dalam konteks tersebut:
PDIP memiliki platform politik yang mencakup advokasi untuk keadilan sosial, pemberantasan korupsi, pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial, dan kesejahteraan rakyat. Dalam peran oposisi, mereka akan menggunakan platform ini sebagai dasar untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran dan untuk mengusulkan alternatif yang sesuai dengan visi dan nilai-nilai partai.
Sebagai partai dengan akar ideologis nasionalis dan sosialis-demokratis, PDIP mungkin akan menekankan pentingnya kedaulatan negara, keadilan sosial, dan pemerataan ekonomi. Mereka dapat menentang kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan rakyat atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ideologis mereka.
PDIP akan menggunakan perannya sebagai oposisi untuk mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran. Mereka mungkin akan mengadakan interogasi di parlemen, menyuarakan ketidaksetujuan mereka melalui media massa, dan mengorganisir protes atau demonstrasi jika diperlukan.
Meskipun berada di oposisi, PDIP mungkin akan tetap terbuka untuk kerja sama dengan pemerintah dalam isu-isu yang dianggap penting bagi kepentingan nasional. Namun, mereka juga akan siap untuk menghadapi konfrontasi dalam hal-hal di mana mereka tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.